TANA POSO MILIK KERAJAAN LUWU ATAU KERAJAAN TOJO

PETA WILAYAH 3 KERAJAAN DI SULAWESI

mari mencari fakta sejarah….
★★★ KENAPA KERAJAAN LUWU DAN KERAJAAN TOJO TIDAK PERNAH BERTEMU DI TANA POSO ???? DAN APAKAH ADA SEJARAH KERAJAAN LUWU DI KOTA POSO ????
(penulis : Kak day)

★★★★★ HUBUNGAN ANTARA KERAJAAN MORI DAN KERAJAAN LUWU ★★★★★

★★★ KERAJAAN MORI ADALAH SAUDARANYA KEDATUAN LUWU

Mokole Marunduh mendapatkan gelar DATU RI TANA,
Kerajaan Mori dipimpin oleh seorang raja dengan gelar Mokole, merupakan wilayah yang dikuasai oleh kerajaan Luwu yang letaknya berada di provinsi Sulawesi Tengah saat ini (Sekarang menjadi Kabupaten Morowali). Gelar Datu ri Tana yang di sandang oleh Mokole Mori adalah gelar kehormatan yang dianugerahkan oleh Datu Luwu. Kepadanya di berikan wewenang dan kekuasaan untuk mengatur pemerintahannya serta mengumpulkan pajak/upeti dari wilayah yang dibawahinya kemudian nantinya akan diserahkan setiap tahun kepada Datu Luwu.
Dari beberapa kajian pula, baik yang berbau mitologi maupun cerita-cerita rakyat (folk tale), kisah Sawerigading yang turun temurun di kalangan tua-tua Wita Mori, dapatlah dikatakan bahwa Kerajaan Wita Mori merupakan pengembangan dari Kerajaan Luwu. Hal ini dipertegas lagi dengan adanya Upeti yang harus dikirimkan setiap tahun kepada Datu Luwu dari Kerajaan Mori.
Saat itu, Kerajaan Wita Mori dipimpin oleh seorang Ratu bernama Wedange yang dibantu oleh Karua/Tadulako bernama Kello dan berkedudukan di Wawontuko (Puncak Tongkat). Pada waktu itu Raja Mori Wedange tidak mau menghadiri panggilan Datu Luwu untuk bertemu di Uluanso sehubungan dengan keterlambatan pembayaran upeti dan hanya menyampaikan pesan lewat Karua Kello bahwa “saya lebih baik memilih mati”. Sejak saat itu, Kerajaan Luwu mulai menyerang Kerajaan Mori yang dalam pertempuran sengit berhasil menaklukkan serta menawan Raja Wedange dan keluarganya serta Karua Kello di Palopo.
Sejak saat itu Kerajaan Wita Mori mengalami kekosongan Pemimpin dalam menghadapi serangan Pengayau sampai dengan tampilnya seorang tokoh legendaris, seorang Tadulako dengan gelar Tandu Rumba-Rumba bernama Rorahako. Rorahako mengumpulkan para Tadulako dari setiap anak suku di Wita Mori untuk menghadap Datu Luwu dan memohon agar Raja Wedange dibebaskan agar dapat kembali memimpin Kerajaan Wita Mori. Permohonan itu direstui oleh Datu Luwu. Namun, Wedange yang pada saat itu telah lanjut usia menunjuk anaknya Pangeran Anamba untuk menjadi Raja dengan syarat Kerajaan Wita Mori tidak lagi berkedudukan di Wawontuko, akan tetapi di suatu tempat yang lebih jauh ke pedalaman yaitu satu tempat yang bernama Pa’antoule (Petasia).

FOTO MONANGU BUAJA OLEH TO ONDA’E KEPADA KERAJAAN LUWU
MUSLAINI, RAJA JENA TOJO

★★★★★ KERAJAAN TOJO DI TANA POSO (Tana Nto Lage) ★★★★★

TANA POSO TAHUN 1770
TANA POSO MERUPAKAN TEMPAT TINGGAL BERBAGAI MACAM SUKU,
dan suku yang paling berkuasa di tana poso adalah suku to kadambuku dengan kepala sukunya yang terakhir di jaman belanda yaitu papa i melempo atau disebut juga gaweda,
suku to kadambuku adalah suku bawahan kerajaan tojo karena diwajibkan melakukan mobalusala setiap tahun sekali yaitu menyerahkan 200 sampai 400 tandan padi setiap tahun sekali kepada kerajaan tojo , dan suku to kadambuku selain bawahan kerajaan tojo, suku to kadambuku juga selalu dipercayakan oleh suku-suku di tana poso untuk melakukan berbagai macam perundingan dengan suku-suku dan bangsa di luar tana poso.
TINJA PATA SULAPA terdiri atas empat penguasa wilayah suku bare’e dan suku taa, wilayah : to lalaeyo (baree), to tora’u (baree), to lage (bare’e) , dan to rato bongka (taa).
Suku bare’e di wilayah to lage :
Wajib diingat juga , Suku Bare’e di wilayah to lage (tana poso) melalui TINJA PATA SULAPA , yaitu arung lage – marompa, bahwa to lage sebelum bergabung ikut To Balanda, jasa-jasanya pernah mendirikan kerajaan Tojo yang dipimpin oleh sepupu arumpone latemasonge yaitu Pilewiti, setelahnya tahun 1905 Suku bare’e to lage berkhianat ke belanda, dan berkhianat bukanlah suatu kebanggaan, tetapi buatlah seperti arung lage – marompa yaitu mendirikan suatu kerajaan bagi suku bare’e dan suku taa (ampana) yaitu Kerajaan tojo, karena kerajaan tojo adalah bukti nyata bahwa To Lage pernah mendirikan kerajaan besar dan luas wilayahnya , yaitu kerajaan tojo.

bukti pertemuan kerajaan tojo dan kerajaan palu…
★★★ PERTEMUAN RAJA PALU DAN RAJA TOJO DILABUAN , PARIGI, ACARA ADU AYAM.

adu ayam bukan hanya budaya sulawesi selatan, tetapi juga budaya sulawesi tengah….
★ SEJARAH ADU AYAM DI LABUAN PARIGI, SULAWESI TENGAH TAHUN 1850 !!!!

Kedatangan Belanda di tahun 1850 saat diadakan acara Sabung Ayam di Labuan Parigi, Ternyata merupakan Perjumpaan terakhir diantara 2 Raja Penguasa Sulawesi Bagian Tengah Saat itu yaitu JENA Tojo Kolomboi dan Magau Kerajaan Palu Radja Maili.


Sabung Ayam tersebut menjadi sumber pertikaian antara RAJA DI SULAWESI BAGIAN TENGAH, dan adu gengsi dua suku besar di sulawesi tengah yaitu suku bare’e dan suku kaili, sebagai bukti dalam sebuah Sastra lisan kaili “Kayori”, disebutkan permusuhan antara Radja Maili dan Kolomboi terjadi di arena sabung ayam di Labuan Parigi, kala itu Radja Maili yang juga merupakan Magau kerajaan palu sempat naik pitam dan mengancungkan “Sejenis Pedang”-nya ke arah Kolomboi Jena Tojo, dan konon semenjak peristiwa itu hubungan kedua raja tersebut menjadi renggang.

acara adu ayam di labuan, parigi 1850, radjamaili dan kolomboi

Seperti bunyi lirik Kayori berikut ini :


” Ai Pojimoo manuku ri Landue, Dunggamo manu Kurunga, eii, pade raratanamo sii pade, motorukamo peluru”
( Lepaslah ayam di depan rumah, bukalah ayam jantan di kurungan, tiba waktunya tuk berperang, saatnya menghadapi peluru musuh).

Untungnya saat itu tidak terjadi perang antara Kerajaan Tojo dan Kerajaan Palu, dan Belanda kemudian memanfaatkan peristiwa ADU AYAM tersebut untuk supaya lebih menguatkan posisi Belanda di Wilayah Pantai Timur yang pada saat itu dikuasai oleh dua Kerajaan Besar yaitu Kerajaan Tojo (bare’e) dan Kerajaan Sigi – Parigi (kaili).

peta wilayah pantai barat dan pantai timur

★★★★★ KESIMPULAN :

★ Dari dua sejarah tana poso diatas sudah sangat jelas, Kerajaan Tojo selaku penguasa tana poso tidak pernah bertemu pihak kerajaan luwu di poso, dan kalau kerajaan palu kerajaaannya suku kaili pernah dan bahkan istri dari kolomboi yang benama Daemanota adalah orang kaili.


★ Sejak Kerajaan Tojo berdiri tahun 1770 tidak pernah sekalipun bertemu kerajaan luwu di Tana poso, apakah karena Suku pamona ????
Suku Pamona adalah suku yang asalnya dari luwu timur yang ketika terjadi pemberontakan Darul Islam (DI/TII) yang membuat mereka menyebar ke Sulawesi Tengah dan wilayah lainnya, seperti tertulis pada sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Pamona

suku pamona, kedatuan luwu

★ Kenapa Kerajaan Luwu sangat mau memiliki poso ???? apakah karena tari-tarian dan budaya yang aslinya dimiliki Suku Bare’e yang sampai sekarang masih diklaim milik suku pamona tana poso dan kemudian dipakai juga oleh suku pamona luwu ????


★ Atau karena Data-data palsu yang diberikan pihak propinsi sulawesi tengah yang penulis anggap masih bersikap kayak anak-anak dan tidak dewasa ???? .(kakday)

langkai dan vea, suku bare’e kerajaan tojo

===== end =====

Tinggalkan komentar