KEBUDAYAAN MASYARAKAT SUKU BARE’E DI WILAYAH KERAJAAN TOJO

==================================

MORA’A TOJOKU….

šŸ—æā­ā­ā­ā­šŸ—æ

KEBUDAYAAN MASYARAKAT SUKU BARE’E DI WILAYAH KERAJAAN TOJO

šŸ—æā­ā­ā­ā­šŸ—æ

.

.

.

.

Ketika Kerajaan Bone memerintah diantara tahun 1749-1775 dengan Raja Bone saat itu yang bernama La Temmassonge, di tahun tersebut Kerajaan Ternate melakukan invasi di Tana Bare’e dan menghancurkan Markas SUKU TO BAU di LIPU KAMUDO, LIPU KAMUDOĀ  (Lipu kamudo sekarang bernama dusun gandalari di Kelurahan korondoda perbatasan ulubongka dan kecamatan tojo), sehingga terjadi konflik Diantara Suku-Suku Etnis Bareā€™e di Tana Bare’e mengenai siapa yang akan menjadi pemimpin di Tana Bare’E.

.

Dan Seketika itu juga Penduduk Tana Bare’e didaerah Mawomba pada waktu itu gempar karena kedatangan seorang pemuda tampan dan sakti yang tidak diketahui asal usulnya, sehingga mereka menjulukinya To lamoa.

Dalam Bahasa Bareā€™e nya To lamoa terjemahannya orang dari Langit atau orang yang tidak diketahui asal usulnya.

.

Ternyata orang itu bernama Talamoa (Ta Lamoa), dan Talamoa turun dari langit untuk menyelesaikan konflik Suku-Suku Etnis Bareā€™e ( Baree ) yang ada di Tana Bare’e, tetapi ternyata Talamoa (Ta Lamoa) tidak mampu untuk menyelesaikan konflik tersebut, setelah bermusyawarah dengan TINJA PATA SULAPA kemudian Talamoa mendapatkan firasat untuk mencari orang yang bernama Pileviti ( Pilewiti ) di Kerajaan Bone yang ciri-ciri Pileviti tersebut Kedua Telapak Kakinya Menghadap Langit, dan karena cuma Pileviti yang sanggup Melindungi Semua Etnis Baree dan Semua Budaya dan adat-istiadatnya, Maka Pada Tahun 1770 berdirilah Kerajaan Tojo atas restu dari Tinja Pata Sulapa yang kekuasaannya dari Sausu sampai Tanjung Pati-pati, dan terjagalah semua Kebudayaan Suku Baree beserta adat istiadatnya.

.

.

screenshot_20181202-1159402072171459.jpg

Suku Bare’e (Baree) adalah Suku yang berasal dari Kabupaten Poso dan Kabupaten Tojo Unauna, Propinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

(sumber : Buku MENGENAL TARIAN DAN SENI SULAWESI, oleh wisnu fajar, penerbit ALPRIN tahun 2020, Klik untuk lihat sumber)

Pada Buku Sejarah Tojo Una-una, Hasan M.hum, hal 128-130 tertulis :
Wilayah-wilayah Suku Bareā€™e tersebut antara lain: dari desa Malei, Tojo, hingga Pancuma sebagai batas akhir dari batas wilayah Suku Baree pada masa lalunya.
Namun dalam perkembangan selanjutnya migrasi Suku Bare’e hingga memasuki wilayah Malotong, Bailo, dan sebagian wilayah Ampana.
Dengan adanya kawin mawin, penyebaran Suku Bare’e semakin luas hingga ke wilayah pulau-pulau termasuk di wilayah pulau Batudaka, Togean, dan pulau-pulau kecil lainnya.

suku_baree

SUKU BAREā€™E

(Bareā€™e, Tau Bareā€™e, To Bareā€™e, atau Orang Bareā€™e)

.

.

ā€¢ NAMA RESMI SUKU : BAREā€™E,

ā€¢ BAHASA RESMI : BAHASA BAREā€™E,

Bahasa Bare’e yang dipakai oleh Suku Bare’e di Tojo dan Ampana yang dulunya adalah ibukota Kerajaan Tojo disebut bahasa Bare’e asli,

Sedangkan bahasa dari suku bare’e selain di Tojo dan Ampana yang hidup berkelompok seperti Suku Bare’e Sausu, Suku baree to tora’u, suku bare’e to lalaeo, dll berbicara dengan logatnya masing-masing menurut kelompok suku bare’enya,

Jika ditemukan suatu jenis kegiatan yang tidak ada nama bahasa bare’e nya di kelompok-kelompok suku bare’e tersebut, maka kelompok suku bare’e tersebut kembali kepada asal usul bahasa bare’e yang digunakan oleh Suku Bare’e di Tojo dan di Ampana,

KALAU ORANG INDONESIA DISEBUT BAHASA EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ATAU DISINGKAT EYD, BAHASA INDONESIA EYD ADALAH BAHASA INDONESIA EYD YANG TERTULIS DALAM ā€œbukuā€ KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA,

jadi bisa dikatakan, SEMUA SUKU, SUB. SUKU, DAN KELOMPOK SUKU YANG MENGGUNAKAN BAHASA BAREā€™E ADALAH TERMASUK SUKU BAREā€™E, KARENA HANYA SUKU BAREā€™E YANG MENGGUNAKAN BAHASA BAREā€™E,

.

ā€¢ ARTI BAREā€™E : BAREā€™E, BAREā€™E ARTINYA NAMA SUKU, DAN BAREā€™E BERASAL DARI BAHASA BAREā€™E ARTINYA TIDAK ADA,

ā€¢ WILAYAH SUKU BAREā€™E, YAITU :

Sausu, To Pebato, To Lage, To Ondaā€™e, To Palande, To Toraā€™u, To Lalaeo, dan Tojo,

SEMUA NAMA WILAYAH DIATAS MEMAKAI BAHASA BAREā€™E, SEHINGGA DISEBUT KELOMPOK-KELOMPOK SUKU BAREā€™E.

ā€¢ WILAYAH SUKU TAā€™A, YAITU :

Tentena, To Bantjea, To Puumboto, To Rato, To Wana, Bongka, dan To Ampana.

SEMUA NAMA WILAYAH DIATAS MEMAKAI BAHASA TAā€™A, SEHINGGA DISEBUT WILAYAH KELOMPOK-KELOMPOK SUKU TAā€™A.

.

.

PERBEDAAN BAHASA BAREā€™E SUKU BAREā€™E DAN BAHASA TAā€™A SUKU TAā€™A

.

.

Pada awalnya Bahasa yang digunakan oleh Suku Ta’a (Taa) dinamakan Bahasa Bare’e,

Tetapi seiring perkembangan jaman dan dengan dibimbing oleh Pihak Kerajaan Tojo yang menaungi Suku Bare’e yaitu diwilayah To Lalaeo, Lage Marompa, dan To Tora’u, serta wilayah Suku Ta’a di wilayah To Rato Bongka, maka bahasanya Suku Ta’a dinamakan Bahasa Ta’a dan bahasa yang digunakan oleh Suku Bare’e tetap Bahasa Bare’e.

~~CONTOH : ITU (BAHASA INDONESIA),

1. BAHASA BAREā€™E : ITU = SEā€™I, dan

2. BAHASA TAā€™A (TAA, BAREā€™E TAā€™A, PAMONA) : ITU = SIā€™I, atau SEā€™E.

.

.

KENAPA SUKU BARE’E DINAMAKAN SUKU BARE’E ????

karena suku bare’e adalah suku berbahasa asli bahasa bare’e

.

.

ADA 3 SUKU YANG MENGGUNAKAN BAHASA BARE’E, YAITU SUKU BARE’E, SUKU TA’A, DAN SUKU PAMONA ….
ā˜… SUKU BARE’E DINAMAKAN SUKU BARE’E KARENA HANYA MENGGUNAKAN BAHASA BARE’E ASLI (BARE’E),
ā˜… SUKU TA’A MENGGUNAKAN BAHASA TA’A (TA’A),
ā˜… SUKU PAMONA MENGGUNAKAN BAHASA PAMONA (TA’A) !!!!

austronesia_bahasa_suku_baree

ā€¢ WILAYAH SUKU BAREā€™E : DARI SAUSU SAMPAI AMPANA TETE (SUKU BAREā€™E DI WILAYAH KERAJAAN TOJO),

PhotoGrid_1581477342407

ā€¢ JUMLAH POPULASI SUKU BARE’E :

1 JUTA ORANG,- (SELURUH DUNIA), 400 RIBU ORANG,- (WILAYAH KERAJAAN TOJO),

ā€¢ SUKU BAREā€™E ADA DENGAN SENDIRINYA DAN SUKU BAREā€™E TERCATAT PADA TAHUN 1770 YAITU DI DALAM SEJARAH KERAJAAN TOJO SUDAH ADA MASYARAKAT SUKU BAREā€™E TINGGAL DI WILAYAH DARI SAUSU SAMPAI AMPANA TETE,

ā€¢ ASAL USUL SUKU BAREā€™E ADALAH BERASAL DARI SUKU TO PONGKO YANG BER- BAHASA BAREā€™E YANG DULUNYA BERASAL DARI SALU PONGKO YANG KEMUDIAN TINGGAL DI SEPANJANG PANTAI TELUK TOMINI DI WILAYAH SAUSU SAMPAI AMPANA TETE DAN MENAMAKAN DIRI MEREKA SUKU BAREā€™E.

.

ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡ā—‡

photogrid_site_1683440765657

PAKAIAN BAJU ADAT INODO SUKU BARE’E DIPAKAI OLEH PRIA DAN WANITA SUKU BARE’E

KHUSUS ROK INODO SUKU BARE’E DIBUAT DENGAN CARA DIBUAT ROK BERSUSUN, KARENA MEMANG NAMANYA ROK BERSUSUN.

.

.

.

—===—

Unsur Kebudayaan Suku BareE

(Adat Istiadat dan Budaya Suku Bare’E)

—===—

.

.

.

PATU’U (pesan) TAU TUA BARE’E
YANG BIASA KITA DENGAR :
.
.
.
1. POSAMBAYA (sembahyang),
2. POSINTUWU (bersaudara),
3. POSABARA (sabar),
4. PONANOTO RAYA (sopan santun).
PhotoCollage_20200618_141909670Khusus patu’u posintuwu (bersaudara) dikalangan masyarakat bare’e sehingga memunculkan istilah batagor = baree, taa, gorontalo, dan bajabu = baree, jawa, bugis.

.

.
1. Alat-alat Kerja Suku BareE dan Suku Ta’A :

Menurut Fritz Sarasin dan Paul Sarasin yang melakukan penelitian di Toala (To Wana) di daerah Suku Ta’A tahun 1893-1896 di gua-gua yang dipakai sebagai tempat tinggal atau disebut Abbris Sous Roghe maka dapat dipastikan bahwa Kebudayaan Suku BareE dan Suku Ta’A itu termasuk Kebudayaan Mesoliticum,

hasil temuannya yaitu berupa alat-alat yang terbuat dari batu dan tulang, seperti pada ujung-ujung tombak dan kapak batu yang didapat dihampir seluruh wilayah Poso, Tojo, ulubongka, dan Ampana.

.

SENJATA TRADISIONAL SUKU BARE’E

.

PASATIMPO,

Salah satu senjata tradisional Suku Bare’e disebut PASATIMPO yaitu sejenis keris yang bilah kerisnya panjang danĀ  bentuk Sarungnya besar seperti TABUNG YANG UJUNGNYA TUMPUL.

RAJA DI KERAJAAN TOJO, SULAWESI TENGAH, YAITU TANDJUMBULU MEMAKAI PASATIMPO yaitu sejenis Keris yang bilah kerisnya panjang danĀ  SARUNGNYA BESAR DAN BERBENTUK TABUNG.

SARUNG DAN GAGANG SENJATA TRADISIONAL PASATIMPO BUKAN HANYA TERBUAT DARI KAYU TETAPI SARUNG PASATIMPO TERBUAT DARI CAMPURAN KAYU DENGAN BERBAGAI MACAM LOGAM SEPERTI EMAS, BESI, PERUNGGU, KUNINGAN, DLL, DAN BERBENTUK TABUNG YANG UJUNGNYA TUMPUL.

SUMPIT

sumpit_suku_baree

2.Wadah :

Masyarakat Tojo Una-una pada masa prasejarah menyimpan air dengan menggunakan Bila, Bila adalah sejenis tempat (Wadah) untuk mengambil dan menyimpan air minum yang banyak ditemukan di wilayah sekitar poso dan Tojo dan tempat penyimpanan air ini dapat dihasilkan dari pohon Bila yang memiliki bentuk khas tersendiri, umumnya pohon Bila ini diambil apabila sudah tua dan dibersihkan isi didalamnya.

Selain Bila masih ada Wadah yang terbuat dari Perunggu yang disebut Wadah Pinang, Wadah Pinang dipakai sebagai tempat untuk menyimpan tembakau, pinang, sirih, dan kapur.

.

3. Makanan :

Masyarakat Suku BareE sudah mengenal Alat-alat penangkap ikan baik di laut maupun di Sungai dan Alat-alat penangkap ayam hutan, tikus hutan, dan Rusa.

.

MAKANAN, MINUMAN DAN KUE TRADISIONAL SUKU BAREE (BARE’E)

.

GULA MERAH,

Palem hutan selain diproduksi untuk membuat minuman keras khas orang Bare’E yaitu Saguer, Palem hutan juga dipakai untuk memproduksi Gula merah, Bunga Palem hutan yang biasanyaĀ  tumbuh di Tana Bare’E yangĀ  diproses sampai mengalami pembengkakan kemudian di iris-iris dan mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timbaĀ yang terbuat dari daun pohon palem hutan,

Cairan yang ditampung diambil secara bertahap biasanya 2-3 kali.

72887771_2493132777439104_8404657171798687744_n18813454_1321220327953866_7234334346933933236_n

Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari batok kelapa dan dikemas dan kemudian siap dipasarkan.

.

SAGUER,
SAGUER ADALAH MINUMAN KERAS KHAS BARE’E YANG HANYA ADA DI WILAYAH KERAJAAN TOJO !!!!
.
.
.
SAGUER ADALAH TERBUAT DARI PALEM HUTAN,
Palem merupakan jenis tumbuhan yang sangat menarik baik dari segi bentuk, keragaman jenis serta manfaatnya.
Karena setiap kandungan tanah dari setiap daerah berbeda begitu juga semua yang dihasilkan dari hasil tumbuhan dan pohon yang dihasilkan yang tumbuh dari kandungan tanah di seluruh wilayah dimana KERAJAAN TOJO DULU BERKUASA.

palm-trees-2621913_1280
Palem Hutan atau Bingbin (Pinanga coronata) merupakan salah satu jenis pohon Palem yang banyak dijumpai di Wilayah yang dulunya adalah Wilayah Kerajaan Tojo dengan Raja-rajanya yang terkenal yaitu Muslaini dan Tandjumbulu, Kerajaan Tojo yaitu letaknya antara Sausu sampai Tanjung Pati-pati, Pohon Palem Hutan yang tersebar baik pada daerah dataran rendah sampai dataran tinggi.
Dan terbukti di Wilayah Ampana Kopra dan Palem bisa tumbuh dengan banyaknya dan berdampingan karena itu bisa dinilai Wilayah pantai timur khususnya kawasan Ampana, tana poso, dan bongka punya potensi untuk ditanami tanaman sekelas kopra dan palem.
.
Pohon Palem Hutan di Wilayah Pantai Timur sering di kira Kopra oleh ” ANA KODI ” , dan Palem Hutan ini mampu menyerap polusi sehingga dapat meningkatkan kualitas udara di sekitarnya. Selain itu dapat menyerap air 10 persen lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan lain dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan sangat baik di tiap lingkungannya karena tahan terhadap cuaca panas.

71703329_106708980735488_8039903097046171648_n60885091_394958724680851_1986788438757605376_n

85059088_10207049195186336_6735665535209439232_n

Buah Palem dan getah Palem hutanĀ  dapat diolah sebagai bahan obat untuk meningkatkan vitalitas tubuh manusia, dan Saguer. Saguer adalah minuman khas Para Bangsawan Kerajaan Tojo yang terdiri dari Orang Bare’e dan Orang Suku asli Tojo atau biasa disebut Paranaka ā—ā—ā—ā—

.

CARA PEMBUATAN SAGUER :

.
Saguer dibuat dengan cara mencampurkan air getah segar dari pohon palem hutan dan buah palem hutan yang banyak tumbuh di daerah Bare’E dan Pamona dengan air getah yang telah difermantasi ke dalam ruas bambu dengan ujung saringan berbentuk ijuk kelapa. Makin bersih saringan ijuknya, maka makin berkualitas Air minum Saguernya. Kemudian campuran tersebut dibiarkan selama waktu tertentu dan setelah itu dinikmati.

.

JEPA (SAGU BAKAR),

Jepa Sagu bakar, Di Wilayah Suku Bare’e dari Poso Lage sampai To Ampana di kenal dengan nama “Jepa”.

JEPA di buat dari tepung Sagu di campur kelapa parut yg dipanggang di atas wajan panas, lalu di gulung, tersedia JEPA BERBAGAI MACAM RASA, BIASANYA JEPA GULA MERAH DAN JEPA NIKE ATAU JEPA MAIRO, dll

.

THERMOS IKAN SUKU BARE’E

.

THERMOS IKAN ADALAH CARA MENYAJIKAN JUALAN SEMUA JENIS IKAN YANG ADA DI TELUK DARI SAUSU SAMPAI TANJUNG PATI-PATI,

oem_thermos-nasi-atau-es-30l---solara-rice-bucket-30l-rb087_full02

KADANG THERMOS IKAN YANG DIPERJUAL BELIKAN DI WILAYAH SUKU BARE’E, SELAIN BERISI SEMUA JENIS IKAN KADANG BERISI LOBSTER DAN KEPITING,

New-England-Wholesale-Fish-Lobster-Stuart-FL-Seafood-Wholesaler-maine-lobster-1-700x525

LOBSTER ADALAH SEJENIS UDANG BESAR YANG MEMILIKI CAPIT SEPERTI KEPITING.

.

– KUE BUAH BODI (BODI-BODI) yaitu :

KUE TEPUNG BERBENTUK BULAT-BULAT YANG DISAJIKAN DENGAN KUAH DARI GULA MERAH, SANGAT SERING DISAJIKAN DAN DIBUAT OLEH MASYARAKAT SUKU BAREE.

ADA JUGA KUE BUAH BODI YANG DIMODIFIKASI

HASIL DARI KUE BUAH BODI YANG DIMODIFIKASI ADALAH KUE TEPUNG BERBENTUK BULAT-BULAT BERISI BUTIRAN COKLAT, KEJU, KACANG, UTI, DLL YANG DISAJIKAN DENGAN KUAH DARI GULA MERAH YANG DI SANTAN PUTIH.

RANGGINA BAREE (BARE’E)

.

4. Pakaian Adat Suku Bare’E :

.

Pakaian adat suku bare’e adalah Inodo, Banjara, dan Piyama.

Seperti yang terlihat pada tahun 1942, Raja Tojo Tandjumbulu sedang memakai baju adat suku bare’e yaitu Baju Inodo dan sarung sambil memegang pasatimpo yang terselip dipinggang.22424322_1492809290755674_4823901064753737650_o

Screenshot_20191229-225600

PAKAIAN ADAT SUKU BARE’E INODO ADA 2 MACAM YAITU INODO YANG MENGGUNAKAN BIS-BIS KAIN DENGAN LILITAN KAIN DIPUNDAK DAN TANPA ADA BIS KAINNYA.

KEDUA PAKAIAN INODO TERSEBUT MEMAKAI IKAT KEPALA DARI KAIN YANG DIRAJUT,

PAKAIAN ADAT INODO JUGA DIPAKAI OLEH BEBERAPA LAKI-LAKI DARI SUKU BARE’E.

Pakaian Adat Suku BareE dari serat kayu disebut INODO, dan inodo terbuat dari pohon beringin putih, pohon beringin biasa, dan pohon beringin jenis kayu ivo.

Dan inodo dibuat dari Pemukul dari jenis batu akik yang dalam bahasanya suku bare’e disebut Batu ike :

148545091_4275574119119389_2265551183062675157_n_1hgccfd

.

5. Alat Transportasi :

Alat Transportasi darat disebut : Roda, Roda menggunakan sapi untuk menarik kereta pengangkut, dan

Alat Transportasi Air disebut :

Perahu Katinting.

.

6. BAHASA BAREE (BAHASA BARE’E) :

.

.

SUKU BARE’E DAN BAHASA BARE’E

.
.
DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS INTERNASIONAL, BAHWA :
.
.
– ORANG BER-WARGA NEGARA INGGRIS DINEGARA INGGRIS BERBAHASA INGGRIS,
– ORANG AMERIKA SERIKAT ASALNYA DARI NEGARA INGGRIS BERBAHASA US-INGGRIS, DAN
– ORANG SPANYOL BERBAHASA SPANYOL, DAN
– ORANG ARGENTINA BERBAHASA SPANYOL.
.
.
JADI DENGAN MELIHAT BEBERAPA BUKTI DIATAS DAN TERBUKTI BAHWA ORANG BELANDA JUGA BER-BAHASA BELANDA, MAKA DAPAT DIBUAT KESIMPULAN BAHWA ORANG BARE’E ADALAH BER-BAHASA BARE’E.
.
.

BAHASA BAREE (BARE’E) MENURUT HIDAYAT MUSLAINI ADALAH ” BAHASA YANG DIPAKAI OLEH MASYARAKAT SUKU BAREE TANPA TULISAN YANG DISAMPAIKAN SECARA ORAL LISAN ATAU SECARA BERTUTUR KATA KEPADA SUKU SENDIRI MAUPUN ORANG LAIN. “

.

PERBEDAAN BAHASA BARE’E DAN BAHASA PAMONA MENURUT HIDAYAT MUSLAINI, ADALAH :
ā€” SUKU BARE’E : MENGGUNAKAN BAHASA BAREE (BAREā€™E), dan

ā€” ORANG PAMONA : MENGGUNAKAN BAHASA PAMONA ATAU DISEBUT JUGA BAHASA TAā€™A (TAA).

.

SUMBER :

BAHASA TAā€™A .COM

.
.

BAREE LANGUAGE (BAREā€™E) ACCORDING TO HIDAYAT MUSLAINI IS “LANGUAGES USED BY THE PEOPLE OF SUKU BAREE WITHOUT WRITTEN THAT ARE CONTAINED TALKING TO YOUR OWN OR OTHERS. “

.

DIFFERENCES OF BARE’E LANGUAGES AND PAMONA LANGUAGES MENURUT HIDAYAT MUSLAINI, ARE :
– SUKU BARE’E : USING BAREE LANGUAGES (BAREā€™E), and

– PAMONA PEOPLE : USE THE PAMONA LANGUAGES OR CALLED ALSO TA’A LANGUAGES (TAA).

.

.

7. ACARA-ACARA ADAT, SENI TARI, ALAT-ALAT MUSIK, DAN PERMAINAN TRADISIONAL SUKU BARE’E

.
.

ACARA-ACARA ADAT SUKU BARE’E

.
.

– MOLUPI

.

MOLUPI ADALAH BUDAYA SUKU BARE’E DAN SUKU TAA YANG SUDAH ADA SEJAK JAMAN KERAJAAN TOJO,

Waktu Pelaksanaannya Budaya MOLUPI adalah pada saat pesta panen Moraa atau Padungku sebagai tanda Kesyukuran atas keberhasilan panen sekaligus Silaturrahmi antar warga masyarakat, dan dilaksanakan secara bergiliran perkelurahan yang ada di Tana Bare’E dan tidak dilaksanakan secara bersamaan di hari yang sama.

ā€œMolupiā€ bahasa Bare’e Taa (Suku Taa, Ta’a), dari Kata ā€œLupiā€ melipat daun yang didalamnya terdapat beras, ā€œLupiā€ merupakan sebuah artikel yang sangat bersejarah pada jaman nenek moyang masyarakat Tojo, yang saat itu belum mengenal menanak nasi dalam belanga atau dandang, jaman itu mereka menanak nasi dalam bambu yang dilapisi daun pisang mudah, yang dikenal dengan ā€œCadiā€, smokol atau nasi bambu.
IMG-20190622-WA0062-450x300
ā€œLupiā€ juga menanak beras didalam bambu yang di dalamnya terdapat anyaman daun ā€œseroā€ daun ā€œkelapa mudaā€ yang diberi beras di namakan ā€œketupatā€.
Budaya MOLUPI yang sekarang diselenggarakan melaluiĀ  Acara Malam Wisata Kuliner MOLUPI yang menyajikan semua menu makanan yang ada di Tana Bare’E yang Makanan yang disajikan bisa dimakan secara gratisĀ  oleh seluruh Masyarakat Bare’E dari semua golongan masyarakat,
IMG-20190622-WA0060
Acara Malam Wisata Kuliner MOLUPI juga kadang dirangkaikan dengan acara Halal bi Halal dan Lomba Pawai Takbir Keliling utusan dari beberapa Desa atau Kelurahan yang ada di Tana Bare’E.
Ā 

Lupi adalah sebuah artikel yang sangat bersejarah, pada zaman dahulu nenek moyang suku bareā€™e-taa sebelum mengenal belanga untuk menanak nasi mereka hanya mengenal bambu yang memiliki ruas panjang dan diameter besar dan digunakan memasak beras dan air tidak pecah serta cepat masak. Disaat itu pemikiran mereka mulai berkembang untuk mempersiapkan bekal makanan yang sudah masak untuk melakukan perjalanan jauh seperti :

1. Ada yang memasak beras dengan bambu dilapisi dengan daun pisang muda di dalamnya, dalam bahasa Bareā€™e namanya CaniĀ dan dalam bahasa Taa namanyaĀ Sinobol,

2. Ada yang memasak beras dalam bambu melalui anyaman daun kelapa atau daun seho muda namanya Ketupat,

3. Ada yang memasak beras di dalam bambu melalui lipatan daun sagu namanya Siyupi,

4. Ada yang memasak beras di bungkus dan di lipat dengan daun Yeki yang berbentuk daun pisang kemudian diisi di dalam bambu di tambah sedikit air namanya dalam bahasa bareā€™e lupi, dan dalam bahasa TaaĀ baku pole artinya bekal persiapan.

Dari keempat bekal/persiapan tersebut diatas, yang dapat bertahan lama serta memiliki stamina panjang dalam perjalanan yaitu hanya lupi atau baku pole. Mengapa hanya lupi yang bertahan lama ? Hal ini karena lupi hanya terbuat dari beras dengan campuran air murni tidak menggunakan santan dan garam.Ā Inilah keistimewaan lupi apabila dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja yang memasak lupi, jika ditambah setetes santan dan garam maka bukan lupi namanya.

.
– PESTA PANEN PADUNGKU (MOPADUNGKU)
.
PESTA PANEN PADUNGKU adalah Pesta Panen Rakyat Suku Bareā€™e biasanya setelah panen yang merupakan pengucapan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT atas keberhasilan ataupun kegagalan panen atau di sebut pesta panen raya.

Pesta panen padungku biasanya diadakan di Ampana, to lage, to lalaeyo, to tora’u, dan To Rato bongka.

PESTA PANEN PADUNGKU MORA’A adalah terdiri dari dua kata yaitu Padungku dan Mora’a , Padungku adalah Pesta Panen Rakyat Suku Bareā€™e biasanya setelah panen raya, dan Mora’a adalah diambil dari istilah Bahasanya Suku Bare’e yaitu Meneteskan darah hingga terpancar, dan jika dihubungkan dengan Padungku maka Mora’a tersebut adalah Meneteskan darah kurban hingga terpancar diatas tumpukan tandan padi dari hasil panen, dulunya Mora’a pada Acara Padungku adalah Manusia dan dengan masuknya Agama Islam ke daerah Suku Bare’e maka Kurban Manusia diganti Ayam.

PESTA PANEN PADUNGKU MORA’A biasanya diadakan di Pusat Kerajaan Tojo dan malamnya dirangkaikan dengan Acara Molupi.

SUMBER :

WWW. PADUNGKU .COM

.
– FESTIVAL TOGEAN (Togean International Ocean Festival (TIOF))
.
Festival Togean (Togean International Ocean Festival (TIOF)) adalah festival yang diselenggarakan di Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah yang dihuni oleh mayoritas Suku BareE,
Togean sendiri merupakan sebuah kepulauan yang terletak di Teluk Tomini.

.
– FESTIVAL PESONA LIPUKU
.
Festival Pesona Lipuku, yang digelar di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah, diharapkan mampu menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke wilayah Suku BareE.

.

RABA PURU

.

Raba Puru bagi sang istri yang hamil 7 bulan anak pertama, merupakan acara adat dalam rangka peristiwa adat kelahiran yang telah baku pada masyarakat Suku Bare’e. Istilah Raba Puru merupakan Logatnya Orang Bare’e yang tinggal di Poso, Puru artinya Perut.

Selain Suku Baree, orang gorontalo juga menyelenggarakan upacara adat Raba puru, ada beberapa alasan kenapa orang Suku Bare’e berhak atas Upacara adat Raba Puru, yang pertama adalah Laki-laki yang menyelenggarakan Upacara Adat Raba Puru menggunakan Kain ikat kepala siga lengkap dengan lilitan kain dipundak laki-laki adalah ciri khas orang bareā€™e, sehingga laki-lakinya bisa diidentifikasikan adalah orang bare’e, dan yang kedua adalah istilah Raba Puru merupakan logatnya suku bare’e yang tinggal di poso, dan yang ketiga adalah keterangan dari orang gorontalo bahwa Raba Puru adalah istilah yang diambil dari logatnya orang manado yang beragama islam, dan kalau ditelusuri mana ada Suku di manado atau di Sulawesi Utara adalah Suku yang hanya beragama islam, karena Suku-suku di Sulawesi Utara semuanya menerima semua agama, bisa islam, kristen, dll. dan RABA PURU kalau diperhatikan lebih kearah Logat Bare’e Poso daripada logat Manado.

.

SENI TARI DAN PERMAINAN TRADISIONAL SUKU BARE’E

.

.
Budaya Seni tari Suku BareE yaitu Tari MoraA , Mokanta, kayori, Mojai, motaro, tende bomba, ranjae, aido dan seni pantun laolita.

.

TARI MORAA

TARI MOKANTA

Tari Mokanta, adalah tarian untuk menyambut tamu dari Suku Bare’e, tarian mokanta dilakukan oleh 2 (dua) orang saja dengan memakai semua alat perang seperti tombak, parang, memakai tameng, dan juga tangan kosong,Ā 

Tarian Mokanta bisa dilakukan Laki-laki maupun wanita yang semuanya yaitu kedua orang penari mokanta tersebut memakai alat-alat perang atau juga tangan kosong berdiri didepan dan menghadap tamu undangan yang berjalan masuk ke tempat acara,

dan setelah tamu undangan tersebut duduk rapi, maka kedua orang penari mokanta yang berdiri didepan dan dihadapan tamu undangan tadi memperagakan beladiriĀ  yang mereka kuasai dengan saling beradu keahlian memakai alat-alat perang atau juga keahlian tangan kosong di panggung atau ditempat yang sudah disediakan.

Tari Mokanta sering dilihat pada acara penjemputan para tamu yg dihormati pada acara-acara yang masyarakat suku bare’e selenggarakan, dari acara pesta kecil, pernikahan, sampai acara pesta pagelaran akbar.

75237412_705705853249413_5990958424156798976_n73110199_705706006582731_7235514829845299200_n

Screenshot_2020-07-04-11-26-13-106_uplayer.video.player

TARI KAYORI (MOKAYORI)

TARI MODERO (DERO)

modero_baree

Tari Modero sering dilakukan Warga Suku Bare’e sewaktu acara padungku (pesta panen), yaitu berpegangan tangan dengan membentuk lingkaran dengan goyang mengikuti iringan lagu dan musik.

Perbedannya Tari Modero dan Tari Mo’ende terletak pada tangan para penari yang tidak bergandengan tangan karena sedang terjadi bulan purnama, dan Modero adalahĀ  cara berdo’a suku bare’e pada umumnya untuk semua acara, tetapi mo’ende adalah hanya pada awal musim panen yang ditandai dengan bulan purnama.

.

TARI MOENDE (MO’ENDE)

tarian_moende

mo’ende suku bare’e sama kayak modero tapi karena sedang bulan purnama maka diharamkan untuk berpegangan tangan, maka modero disebut mo’ende karena sedang bulan purnama yang menandai dimulainya panen atau awal musim panen.

ā˜…ā˜…ā˜… TARI MO’ENDE SUKU BARE’E (mo’ende bulan purnama pada awal musim panen) ā˜…ā˜…ā˜…
.
.
.
Tari Mo’ende adalah tarian pesta pesta adat, nikah, atau perayaan pesta panen jika terjadi Bulan Purnama tanpa berpegangan tangan
karena menurut adantana bare’e adalah pamali atau pesse.
sumber : https://youtu.be/JGBYm-gBSfY

.

Gerakan tari yang berikutnya disebut dengan ende ngkoyoe atau ende ntoroli , yaitu dua langkah ke kanan dan selangkah ke kiri. Gerakan ini dilakukan saat pesta panen padungku. Gerakan tari yang terakhir disebut ende adaā€™ (adat), yang ditampilkan untuk penyambutan hari-hari adat atau perayaan. Gerakannya sama dengan ende ntoroli .

Perbedannya Tari Modero dan Tari Mo’ende terletak pada tangan para penari yang tidak bergandengan tangan karena sedang terjadi bulan purnama, dan Modero adalahĀ  cara berdo’a suku bare’e pada umumnya untuk semua acara, tetapi mo’ende adalah hanya pada awal musim panen yang ditandai dengan bulan purnama.

.

MOJAI

MojaiĀ dilakukan ketika acara pesta panen raya selesai atau disebut mesofi dengan cara menyanyi, saling berbalas pantun tanpa iringan alat musik apapun.

.

….

….

Sedangkan budaya permainan tradisional Suku Bare’E meliputi Sabung Ayam, Ganci, Kanta, telah dan tarik tambang.

.
Sabung Ayam yaitu sabung ayam merupakan tradisi lama di Kerajaan Tojo, hal itu dapat dilihat pada sebuah lukisan di tahun 1850 yang menggambarkan kedatangan Belanda, saat diadakan acara Sabung Ayam.

.

Sabung Ayam menjadi sumber pertikaian antara RAJA DI SULAWESI BAGIAN TENGAH, dalam sebuah Sastra lisan kaili “Kayori”, disebutkan permusuhan antara Radja Maili dan Kolomboy terjadi di arena sabung ayam, kala itu Radja Maili yang juga merupakan Magau kerajaan palu sempat naik pitam dan mengancungkan “SEJENIS SENJATA” ke arah Kolomboy Raja Tojo, dan konon semenjak peristiwa itu hubungan kedua raja tersebut menjadi renggang.
.
Seperti bunyi lirik Kayori berikut ini :
.
” Ai Pojimoo manuku ri Landue, Dunggamo manu Kurunga, eii, pade raratanamo sii pade, motorukamo peluru”
( Lepaslah ayam di depan rumah, bukalah ayam jantan di kurungan, tiba waktunya tuk berperang, saatnya menghadapi peluru musuh).

SABUNG AYAM SUKU BAREE (BARE’E)

.

PERMAINAN GANCI (GASING, MOGANCI)

.

.

ALAT-ALAT MUSIK SUKU BARE’E

.

Alat-alat musik suku Bare’E cukup banyak, dan yang paling banyak digunakan adalah Gong, Beduk, Balok Kayu dan pemukul, Beberapa Alat Musik Petik dan Gendang.

75369106_709540312865967_8379120554682089472_n

alat musik penggiring karambangan ….
ā˜… GESO-GESO (geso geso), alat musik tradisional suku bare’e, sulawesi ā˜…
.
.
.
ā˜… GESO-GESO (Geso Geso) merupakan salah satu alat musik tradisional Suku Bare’e di Sulawesi yang memang khas dengan kebudayaan yang ada di sana.

geso-geso
Alat musik Geso-geso umumnya terbuat dari kayu khusus yang sifatnya kuat dan keras, ditambah dengan tempurung yang dilapisi dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai pengeras bunyi. Cara memainkannya dengan digesek menggunakan alat penggesek yang terbuat dari serat kayu, atau bisa juga dengan ijuk. Berbeda dengan biola, Geso-Geso hanya memiliki satu dawai saja.
.
.
.

alat-music-geso-geso-1
Geso-geso juga dipakai sebagai alat musik penggiring karambangan selain alat musik ukulele, dan gitar. .( #kakday )
sumber :
https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=UUy_nZ5y3wE

.

.

8. JENIS-JENIS BINATANG DI WILAYAH SUKU BARE’E

.
.

Burung MALEO (MALEO BARE’E)
.
.
Burung Maleo BareE, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo bareE adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm,

dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon.
Yang unik dari Burung maleo bareE adalah saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang.
.
.

—===—

KALENDER BERDASARKAN BULAN DI LANGIT MENURUT SUKU BARE’E

—===—

.

.

KALENDER BERDASARKAN BULAN OLEH SUKU BARE’E DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN HARI BAIK DAN BURUK DALAM 1 BULAN ATAU 30 HARI UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN.

.

.

—===—

SISTEM RELIGI (AGAMA)

—===—

.

.

SISTEM RELIGI, AGAMA, ATAU KEPERCAYAAN PADA MASYARAKAT SUKU BARE’E DI WILAYAH KERAJAAN TOJO, ADA 3 YAITU :

1. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA LAMOA,

2. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA TO LAMOA, DAN

3. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA ROH-ROH.

.

.

—===—

1. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA LAMOA

—===—-

.

.

1. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA LAMOA SILAO DAN LAMOA SINDATE :

KEPERCAYAAN SUKU BARE’E DI DAERAH PEBATO KEPADA LAMOA YAITU LAMOA SILAO DAN LAMOA SINDATE, yaitu dari doa berikut :

” O lamoa Silao, O lamoa Sindate, sei baulaku, pakadago katuwunja, sei kinaa endaragi, pakadago baulaku, neemo mompakadjua, pakaosamo “

.
AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA PUWEMPALABURU :
Puwempalaburu, yaitu Dewa atau roh pencipta yang tinggal di tempat terbit dan terbenamnya matahari, Puwempalaburu dipercaya oleh mayoritas Suku BareE,

UCAPAN PEMUJAAN KEPADA DEWA PUWEMPALABURU, yaitu :

ā€ O Puwempalaburu ripebetenja, O Puwempalaburu rikasojonja , Baree ree sala pompau mami, pai sei polonga mami muni.

Indara silao bara mokepe pobole wemai, Puwempalaburu sindate, sei pakasala mami ajapa papitu pai wawu sambaa. ā€œ

.

.

—===—

2. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA TO LAMOA

—===—

.

.

2. Agama atau Kepercayaan To Lamoa, yaitu adanya Orang (To) yang turun dari Langit (Lamoa), dan di Wilayah Kerajaan Tojo mengenal ada 2 To Lamoa, yaitu :

1. To Lamoa Lasaeyo, dan

2. To Lamoa Talamoa.

.

PENJELASAN :

1. Lasaeyo, yaitu To Lamoa Lasaeyo yang turun di Dongi, Lasaeyo dikenal dengan julukan Dewa Matahari dan Lasaeyo adalah To Lamoa yang pertama turun dari Langit di Tanah Bare’E untuk mengatur dan menata kehidupan alam dunia dan kehidupan bermasyarakat,

Setelah Lasaeyo kembali ke Langit (Lamoa) setelah bertengkar dengan istrinya Rumongi, maka Lasaeyo disebut juga sebagai Roh Lasaeyo yaitu Roh (Spirit) yang memperkenalkan tanaman padi kepada manusia, Lasaeyo sangat dipercaya oleh Orang Pamona.

, dan

2. Talamoa, yaitu To Lamoa (Ugi : To Manuru) Talamoa, Talamoa (BareE : Paman dari Langit) ,

Talamoa adalah To Lamoa yang ke-dua yang turun di Tanah Bare’E, dan Talamoa adalah Orang yang turun dari langit untuk melindungi Semua Suku-suku Bare’E dan menjemput bakal Raja Tojo Pilewiti di Pombalowo Parigi untuk mendirikan suatu Kerajaan.

Syair Tentang Kesaktian Ta Lamoa dibuktikan dengan Kayori berikut ini :

ā€ Pindongo i Talamoa be mayoa posumomba, tabako tendea ndola kuasa pue lamoa. ā€œ

.

.

—===—

3. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA ROH-ROH PADA MASYARAKAT SUKU BARE’E DI WILAYAH KERAJAAN TOJO

—===—

.

.

3. AGAMA ATAU KEPERCAYAAN KEPADA ROH-ROH PADA MASYARAKAT SUKU BARE’E DI WILAYAH KERAJAAN TOJO,Ā 

Sebelum mengenal Allahuta’ala, Masyarakat Suku Bare’E yang mendirikan Kerajaan Tojo tahun 1770 mengenal beberapa Macam Roh yaitu :

.

1. Tanoana, yaitu roh penggerak dalam aktivitas kesehariannya, Tanoana dipercaya oleh Suku Ta’A dan To Wana,

.

2. Wurake, yaitu Roh yang dapat mendatangkan sakit,

.

3. Rongga, yaitu Roh yang dapat mendatangkan rezeki,

.

4. Subago, yaitu Roh yang dapat mendatangkan kematian,

.

5. Weopu, yaitu Roh jahat dan sering mengambil manusia sebagai pembantunya,

.

6. Buriro dan Tampilangi, yaitu roh kesuburan dan pemberi rahmat, Buriro dan Tampilangi sangat dipercayai oleh masyarakat Bada, Besoa, lore, dan Napu,

.

7. Waringin, yaitu roh penguasa hutan,

.

8. Mangobi, yaitu roh yang tinggal di gua,

.

9. Mbolai nTasi, yaitu roh yang tinggal dilaut,

.

10. Toradaue, yaitu roh air dan sebagai penghuni di sungai dan di danau.

.

.

—===—

KEPERCAYAAN KOSMOLOGI (TERJADINYA ALAM)

—===—

.

.

Konsep alam dalam Kepercayaan Suku BareE adalah alam terdapat didalamnya adalah dunia lautan dan dunia daratan, sehingga dinamakan Alam itu terbagi menjadi dua bagian yaitu dunia bagian atas dan dunia bagian bawah itulah yang disebut dengan ALAM DUNIA.

Dunia yang Mereka yakini adalah daratan yang letaknya antara langit (dunia bagian atas) dan bumi (dunia bagian bawah).

Langit dilukiskan berbentuk sebuah lingkaran atau persegi empat menghubungkan arah mata angin yang dilambangkan sebagai alam dunia.

KEPERCAYAAN TERHADAP ARAH MATA ANGIN OLEH SUKU BARE’E

.

.

—===—

KEPERCAYAAN ALAM DUNIA MENURUT SUKU BARE’E

—===—

.

.

ALAM DUNIA, ALAM DUNIA TERDIRI DARI DUNIA BAGIAN ATAS DAN DUNIA BAGIAN BAWAH

.

.
Dunia yang Masyarakat Bare’E yakini adalah daratan yang letaknya antara Langit (dunia bagian atas) dan Bumi (dunia bagian bawah).

.

.

1. KEPERCAYAAN DUNIA BAGIAN ATAS

.

.

Ufuk timur dan ufuk barat diyakini oleh Masyarakat Suku BareE dalam kepercayaannya terhadap alam dunia bagian atas, adalah lubang yang dilewati oleh matahari untuk menuju dunia bagian bawah dan surga.

Konsep Ufuk timur dan ufuk barat dalam kepercayaan Masyarakat Suku BareE adalah terdapat pohon dan jalan yang dilewati oleh manusia yang meninggal, Jalan ini terpecah menjadi dua dan dijaga oleh dua ekor kerbau jantan.

Dunia bagian atas ini dikuasai oleh Dewa Lai (Laki-laki) yang kekuasaannya meliputi kerajaan manusia dan surga bagian atas.

Dunia bagian atas ini juga tempat berdiamnya Puwempalaburu dan Pue I Songi dilapisan ke Sembilan yang merupakan lapisan teratas.

Pue I Songi bertugas mengecek perbuatan salah manusia (dosa) yang dilakukan dengan mulut, tangan dan seluruh tubuh, baik kesalahan yang kecil maupun kesalahan yang besar yang kemudian dilaporkan kepada Puwempalaburu.

Pue I Songi dibantu oleh Mantande Songka dan Indo Ntogolili (Ibu yang selalu berkeliling), ia mengadakan perjalanan sembilan atau tujuh kali setiap hari dan malam mengelilingi dunia dan melaporkan kepada Tuannya yaitu Pue I Songi (Mpue I Songi).

.

.

2. KEPERCAYAAN DUNIA BAGIAN BAWAH

.

.

KEPERCAYAAN DUNIA BAGIAN BAWAH, TERBAGI 2 YAITU :

1. KEPERCAYAAN DUNIA BAGIAN BAWAH, dan

2. KEPERCAYAAN DUNIA LAUTAN.

.

KETERANGAN :

1. KEPERCAYAAN DUNIA BAGIAN BAWAH, yaitu

Masyarakat Suku BareE dalam Kepercayaan Dunia Bagian Bawah juga terdiri dari tujuh atau sembilan lapis yang didiami oleh Ndara (Dewa Perempuan) dibawah tanah yang memikul dunia diatas kepalanya, yang membawa dunia, dunia membawa pohon, pohon membawa manusia.

Sehingga apabila Ndara menggaruk kepalanya maka akan menimbulkan gempa.

2. KEPERCAYAAN DUNIA LAUTAN, yaitu Masyarakat Suku Bare’E percaya bahwa dunia lautan adalah dunia yang mengelilingi dunia datar.

Pertengahan dunia laut disebut PUSENTASI (PUSAT LAUT), yaitu bagian berlekuk dimana sembilan arus mengalir masuk dan keluar yang menyebabkan terjadinya pasang dan surutnya air laut.

.

PASANG ATAU SURUTNYA AIR LAUT

.

Tiap lekukan dijaga atau dihuni oleh jin/setan yang disebut dengan LISE.

Terjadinya Air Laut pasang diakibatkan keluarnya air dari lekukan oleh karena adanya kepentingan LISE (jin/setan) didunia, dan sebaliknya jika LISE tersebut kembali masuk ke lekukan maka Terjadilah Air Laut Surut.

.

LISE digambarkan bentuknya seperti jin atau setan wanita bahkan bisa berbentuk dewi padi yang mempunyai buah tunggal (hanya satu), dikawal oleh garuda dan buaya.

.

20190721_072536

LISE tinggal di dalam sebuah Goa di lekukan-lekukan di sembilan arus yang ada pada Batu Karang yang diatas Batu Karang tersebut Tumbuh Sebuah Pohon Mangga (Taripa, diambi/dianji).

.

.

—===—

PARANAKA (PARANAKA ; BUDAYA ORANG TOJO)

—===—

.

.

De Todjoƫrs atau disebut juga Orang Tojo atau Paranaka

.

.

PARANAKA ADALAH BUDAYA ORANG BARE’E TOJO,

Suku Tojo dan TO TOJO itu tidak ada, yang ada hanya Orang Tojo yang disebut dalam Bahasa BareE adalah Paranaka,
Orang Tojo atau disebut PARANAKA menurut Hidayat Muslaini adalah Orang Suku BareE yang berasal dan lahir di Tojo dan kawin dengan Orang dari Suku Bugis,Ā 
Orang Belanda Menyebut Mereka De Todjoƫrs atau Orang Tojo.

.

Di beberapa titik di pantai lanskap adalah Todjo,
permukiman muncul dari orang yang lahir dari pernikahan orang asing (terutama Boegineezen, lanjut Ternatanen, Mandareezen, Kailians, Parigians, Gorontalees) dengan Toradja. Mereka menyebut diri mereka sendiri paranaka (Mal. pƫranakan). Dengan temperamen-temperamen Orang Tojo ini, BareE tampaknya tetap berada di atas angin. Bersama mereka
penanganan yang menyenangkan; mereka memiliki orang-orang BareE yang santai, dan bukan itu meremehkan dan tak terbantahkan dari pantai Mohammedan lainnya
penghuni di sudut Tomini. Begitu juga kejujuran BareE
belum dibuat jalan untuk mencuri, yang sebagai aturan di Parigi, Kaili dan
negara lain. Dadu sangat umum di antara mereka, tapi menjaga sabung ayam adalah sesuatu yang terjadi lebih pada dorongan
dari rajah, kemudian dari drive kita sendiri. Akankah beberapa waktu menjadi pesta dirayakan, undangan dibuat berbulan-bulan sebelumnya,
dan orang-orang berkumpul di kediaman untuk bermain dadu dan ayam-
berkelahi. Penghasilan yang terjadi untuk
orang yang berpesta pangeran tidak kecil. Untuk setiap ayam yang ada di dalamnya
medan perang membawa 5 etsa. pajak yang dibayarkan kepada raja.
Untuk setiap malam dadu di rumahnya, ia menerima lima rijksdaalder;
Selain itu, sebelum penggunaan lampu, NLG 2.50 diminta;
Untuk konsumsi sirih-pinang, yang disirkulasikan, dibayar setiap
tamu ʒ 1. ā€“ dan untuk jumlah yang sama ia harus membeli dari permen yang disajikan rorid. Jauhi paksa ini
orang tidak berani berpesta. Penggunaan opium hanya ditentukan
beberapa yang signifikan; Lariwoe, Pajosoe, dan Paletei adalah opium yang lazim.

.

Orang Tojo hidup terutama dari perdagangan menengah, dan dibaringkan
beberapa sawah mereka, lalu mereka kecil dan van
sedikit ā€œartinya, ini telah mengubah segalanya, di bawah manajemen
Otoritas Sipil Maze, memaksa semua Todjoƫrs (paranaka)
untuk bekerja di ladangnya yang layak.

Sumber : Buku De BareE Sprekende Toradja Van Midden Celebess hal. 82

screenshot_20190225-1728511956076112.jpg

PARANAKA juga terkenal di Tojo lewat Kayori Ngajoe Mpoweloea berikut :

16. toeama: Mobaloengke ri Tineba, Kami lioe ri Todjo. Banoea mokole weā€™a, Laoe karata kodjo.
weā€™a: Petoemboe kapedonge (ewa ngena).
17. toeama: To Lalaeo, To Baoe, Mogalo paranaka. To Ampana, To Toraā€™oe Bemo majoa basa.
weā€™a: Petoemboe kapedonge (ewa ngena).

.

.

RAJA DI KERAJAAN TOJO DISEBUT MOKOLE, DAN KALAU RAJA PEREMPUAN DISEBUT MOKOLE WEā€™A

.

.

—===—

PAKAIAN BAJU ADAT

SUKU BAREE (BARE’E)

—===—

.

.

SUKU BAREā€™E SUDAH DI DATA PEMERINTAH INDONESIA

Suku Bareā€™e dari Kabupaten Tojo Unauna, Propinsi Sulawesi Tengah, sudah tercatat di Buku BPS Pilot Sensus Penduduk 2020 !!!!

ā€“Ā Suku Bareā€™e dengan kode 7011 6 , dan Bahasa Bareā€™e (Baree) dengan Kode 0514 1.

Screenshot_2020-07-31-00-46-33-168_com.google.android.apps.docs

— PAKAIAN BAJU ADAT SUKU BAREā€™E,

UNTUK LAKI-LAKI (LANGKAI) DISEBUT BANJARA ATAU PIYAMA,

PIYAMA ADALAH BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI YANG POLOS TANPA MOTIF YANG KAINNYA AGAK TIPIS,

BANJARA ADALAH BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI TANPA MOTIF, BERMOTIF GAMBAR ATAU GARIS-GARIS YANG KAINNYA AGAK TEBAL,

DAN ADA JUGA DARI BEBERAPA LAKI-LAKI DARI SUKU BARE’E YANG MEMAKAI INODO YAITU PAKAIAN DARI KULIT KAYU,

KEDUA BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI TERSEBUT BAIK PIYAMA ATAUPUN BANJARA BISA DIPAKAI BERSAMA DENGAN SARUNG,

SEHINGGA NAMANYA MENJADI PIYAMA DAN SARUNG, ATAU BANJARA DAN SARUNG.

WARNA PAKAIAN MERAH DAN HITAM,

DAN KAIN IKAT KEPALA JUGA BERWARNA MERAH DENGAN KAIN DI PUNDAK BERWARNA MERAH.

.

BANJARA DAN PIYAMA YANG DIPAKAI SUKU BARE’E ADA 2 MACAM :

BANJARA DAN PIYAMA YANG TANPA KAIN DIPUNDAK DAN MEMAKAI KAIN DIPUNDAK,

DAN BEBERAPA LAKI-LAKI DARI SUKU BARE’E JUGA MEMAKAI INODO YAITU PAKSIAN YSNG TERBUAT DARI KULIT KAYU.

20191027_104623

baju_adat_suku_baree_piyama

Pakaian Baju Adat Suku Bare’E untuk Laki-laki,Ā jika dilengkapi dengan Peda (Peda = Pedang atau Parang) dan Tameng Perisai yang biasa dipakai oleh Pasukan Kerajaan Tojo, dan :

.

ATURAN JUMLAH KANCING BAJU PIYAMA :

— Jika dia Adalah Keluarga Raja (JENA) dan Bangsawan maka lengan Baju Piyamanya berkancing Empat, menandakan Tinja Pata Sulapa, dan

— kalau dari Golongan Rakyat Biasa maka lengan Piyamanya Paling Banyak 1 Deret Kancing hanya di Pergelangan Tangan.

.

TOPI ADAT ATAU KAIN IKAT KEPALA SIGA SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI,

TOPI ADAT SUKU BARE’E, Topi Adat Atau Kain ikat Kepala Siga Suku Bare’E untuk Laki-laki berbentuk Segi Tiga, bisa dibuat dari kain polos warna apa saja atau pakai motif,
— Cara pakainya :
Bentangkan Kain yang tebalnya seperti kain sarung berbentuk Segi Empat kecil seukuran kepala, lalu lipat dua atau dipotong secara diagonal jadi segitiga seperti dasi pramuka lalu ikatkan dikepala anda.

CONTOH MOTIF TOPI ADAT ATAU KAIN IKAT KEPALA SIGA SUKU BARE’E

20191027_080901

37869976931_ff94aa17b6Lipuku-@HimSaifanah

56262991_326332294752398_6728545377652021651_n

.

.

— PAKAIAN BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK WANITA (VE’A) DISEBUT INODO,

PAKAIAN ADAT INODO SUKU BARE’E,

BAJU BERWARNA KUNING KEEMASAN,

DAN ROK BERWARNA HITAM DENGAN IKAT KEPALA DARI KAIN BERWARNA KUNING KEEMASAN DENGAN RAJUTAN WARNA MERAH.

screenshot_20190210-144039457680178.jpg

PhotoCollage_20200712_102520875

PAKAIAN BAJU ADAT SUKU BAREā€™E UNTUK WANITA, INODO ADA 2 MACAM YAITU INODO YANG MENGGUNAKAN KAIN DIPUNDAK DAN TANPA ADA KAIN DIPUNDAK, TETAPI YANG PALING SERING DIPAKAI ADALAH INODO YANG TANPA ADA KAIN DIPUNDAK, DAN KEDUA-DUANYA MEMAKAI IKAT KEPALA SIGA SEPERTI YANG DIPAKAI LAKI-LAKI BARE’E DARI KAIN YANG DI RAJUT ATAU BISA JUGA MEMAKAI TALI BONTO

Tali bonto adalah ikat kepala yang terbuat dari teras bambu dibungkus dengan kain merah sebesar 2 sampai 3 jari dan dihias dengan manik-manik.

20191217_224345

20191112_081230

screenshot_20190210-1440092002617962.jpg

screenshot_20191027-112749

INODO JIKA MENGGUNAKAN HIJAB DENGAN IKAT KEPALA KECIL DARI KAIN YANG DIRAJUT (TALI BONTO) ATAU BISA JUGA MEMAKAI KAIN IKAT KEPALA BERBENTUK MAHKOTA SEGITIGA.

PhotoGrid_Site_1683987778101

MENGENAL BAJU ADAT SUKU BARE’E : piyama, dan BAJU ADAT INDIA !!!!

ā˜… Baju Adat Pyjāmā asli adalah Pakaian celana panjang longgar dan ringan yang dilengkapi dengan tali pinggang dan dipakai oleh banyak Muslim India di tahun 1844, dan populasi Muslim India memasuki tahun 2000 semakin terancam karena adanya gerakan anti islam di Burma, Karena India dikenal juga sebagai Negara Hindustan yang beragama Hindu atau Non Muslim, dan
ā˜… Baju adat Piyama suku bare’e dipakai sejak jaman dahulu sampai masuknya India Belanda (Indische) tahun 1862, dan sampai sekarang di pakai oleh suku bare’e yang beragama islam.
____________________________
sumber :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pajamas

ā˜… PIYAMA ADALAH BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI YANG POLOS TANPA MOTIF YANG KAINNYA AGAK TIPIS,

ā˜… BANJARA ADALAH BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI TANPA MOTIF, BERMOTIF GAMBAR ATAU GARIS-GARIS YANG KAINNYA AGAK TEBAL,

DAN ADA JUGA DARI BEBERAPA LAKI-LAKI DARI SUKU BARE’E YANG MEMAKAI INODO YAITU PAKAIAN DARI KULIT KAYU,

KEDUA BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI TERSEBUT BAIK PIYAMA ATAUPUN BANJARA BISA DIPAKAI BERSAMA DENGAN SARUNG,

SEHINGGA NAMANYA MENJADI PIYAMA DAN SARUNG, ATAU BANJARA DAN SARUNG.

JADI PAKAIAN BAJU ADAT SUKU BARE’E UNTUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN ADA 2 MACAM, ADA YANG PAKAI KAIN DI PUNDAK DAN ADA YANG TIDAK.

PhotoGrid_1572164185463

PhotoGrid_1572147662410

Screenshot_20200105-115053

.

.

—===—

LOBO ADALAH

RUMAH ADAT SUKU BARE’E

—===—

.

.

RUMAH ADAT SUKU BARE’E DINAMAKAN LOBOĀ 

20191112_082834

Screenshot_20190721-211700

Pengertian :Ā Rumah adat Lobo adalah Rumah adat Suku Bare’e yang terbuat dari kayu hitam Eboni (Ebony).

Jenis :Ā Lobo jenisnya ada dua (2) macam tergantung fungsinya yaitu Lobo yang berfungsi sebagai tempat tinggal bentuknya Lebih kecil, dan Lobo yang bentuknya Besar yang berfungsi sebagai Aula, Tempat Ritual Adat, Pertemuan Adat, Sembahyang, dll yang disetiap sudut dari Rumah adat Lobo tersebut diterangi oleh lampu damar.

Kedua Jenis Lobo dari Suku bare’e Ā  tersebut bentuknya sama tetapi mempunyai fungsi dan ukuran yang berbeda.

Warna :Ā Rumah adat Lobo berwarna Hitam dan Coklat Kayu.

.

TINJA PATA SULAPA

(TIANG EMPAT SUDUT)

.

PhotoGrid_1563713257028

.

TINJA PATA SULAPA (arti Baree -nya : TIANG EMPAT SUDUT) :
1. Pemimpin Kelompok Suku Bare’e To Lalaeo, adalah : Arung Bunga Ada (Manuru Lemba) dari bau lalaeo,Ā 

2. Pemimpin Kelompok Suku Bare’e To Lage, adalah : Arung Ududeju dari anda lage marompa,

3. Pemimpin Kelompok Suku Bare’e To Tora’u, adalah : Arung Bederi dari pomulu toraā€™u, dan

4. Pemimpin Kelompok Suku Bare’e To Rato Bongka, adalah : Datu Ndoimpapo (Datu Kandela) dari torato bongka.

.

TINJA PATA SULAPA ADALAH EMPAT PENGUASA WILAYAH SUKU BARE’E DARI SAUSU SAMPAI TANJUNG PATI-PATI, TINJA PATA SULAPA ARTINYA TIANG EMPAT SUDUT.

KETERANGAN :

Sekitar tahun 1760 Empat Arung atauĀ  Datuk penguasa TINJA PATA SULAPA yaitu Arung Bunga Ada (Manuru Lemba) dari Bau Lalaeo mewakili Suku Bareā€™E To Lalaeo, Arung Ududeju dari anda Lage Marompa mewakili Suku Bareā€™E To Lage, Arung Bederi dari Pomulu Toraā€™u dari Suku Bareā€™E To Toraā€™u, dan Datu Ndoimpapo (Datu Kandela) dari Torato Bongka mewakili Suku Bareā€™E To Ondaā€™E dan Bongka dan Talamoa mengadakan musyawarah adat di Rampakaka Fombo Lingkusumara (di atas desa Tojo) membahas Raja yang akan yang dipilih di Tana Bareā€™E.

Empat Arung inilah yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan Tinja Pata Sulapa yang berkuasa di Tana Bareā€™E, dan Tinja Pata Sulapa menyediakanĀ  Wilayah Kekuasaannya dari Sausu sampai Tanjung Pati-pati Untuk dijadikan Pusat Kerajaan yang akan dipimpin oleh seorang Raja.

Dalam musyawarah itu disepakati bahwa Sepupu Raja Bone yang akan memimpin mereka karena Kehancuran,Ā  peperangan, pembunuhan, antara sesama Orang Bareā€™E dan ancaman invasi dari Kerajaan Ternate yang terus menerusĀ  terjadi di Wilayah Suku-suku Bareā€™E tersebut dan diutuslah Talamoa ke Bone oleh Empat Arung Tinja Pata Sulapa, Tinja Pata Sulapa arti Bare’E nya Tiang Empat Sudut, TINJA = TIANG, PATA = EMPAT, DAN SULAPA = SUDUT.

.

.

—===—

ISTANA KERAJAAN TOJO DAN

RUMAH RAJA TOJO

—===—

.

.

RUMAH RAJA TOJO

(SAORAJA RAJA TOJO)

.

.

RUMAH RAJA TOJO DAN ISTANA KERAJAAN TOJO BERBEDA,

Menurut Hidayat Muslaini, dengan berbekal sisa 40 pasang dari golongan bangsawan dan budak yang menemani Pilewiti dan To Manuru Bare’E Ta Lamoa untuk membangun istana raja tojo di tojo, dan julukan KERAJAAN TOJO yaitu BONE CADDI, cuma perbedaannya adalah kalo ISTANA KEDIAMANNYA RAJA TOJO PILEWITI ADA MASJID DISEBELAH KANAN DARI ISTANA KEDIAMANNYA RAJA TOJO PILEWITI TERSEBUT, YANG BESARNYA MASJID TERSEBUT SETENGAH DARI ISTANA KEDIAMANNYA RAJA TOJO PILEWITI SEPERTI PADA GAMBAR DAN MASJID ITU ADALAH BAGIAN DARI ISTANA KEDIAMANNYA RAJA TOJO PILEWITI, SEDANGKAN ISTANA KEDIAMAN RAJA BONE CUMA ADA RUMAH DAYANG-DAYANG DAN DAPUR ISTANA.

.

.

ISTANA KERAJAAN TOJO

.

.

(FOTO : LOKASI KERAJAAN TOJO , SEKARANG BERDIRI BALAI DESA TOJO )

.

.

Jadi setelah Tandjumbulu ditangkap tentara Jepang pada tahun 1942, dan setelah itu Raja Muslaini kembali menjadi Raja Tojo sampai tahun 1951, dan Raja Muslaini mempercayakan wilayah kerajaan tojo dari Sausu sampai ke Tanjung Pati-pati ke negara Indonesia agar supaya Kebudayaan Orang BareE atau Kebudayaan Suku Bare’E itu tetap terjaga untuk Selama-lamanya.

Yang Mulia Rajaku, MUSLAINI !!!!

.

.

.

.

.

.

.

.

SUMBER :

-A.C.Kruyt , ā€œDe Bareā€™e-sprekende Toradjaā€™s van Midden-Celebesā€,

-ā€˜Sejarah Tojo Una- Unaā€™, Drs. Hasan, M.Hum,

-JAC. Woensdregt, Mythen en Sagender Berg-Toradja’s van Midden Celebes, Deel LXV 1925, hlm. 32,

-ā€ Selected Studies in Indonesian Archaeology ā€ Oleh : F. D. K. Bosch, Page : 160-161,

-De BareE Sprekende Toradja Van Midden Celebess hal. 82,

-ANJUNGAN PROPINSI SULAWESI TENGAH TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII), DKI. Jakarta, Bangunan Rumah Adat Lobo,

-Dari Cerita Rakyat Tojo, dan

-Cerita Masyarakat Ampana Kota.

Tinggalkan komentar