KUNJUNGAN Ir. SOEKARNO DI POSO TAHUN 1952, DIANTARA RAJAWALI PUSADAN DAN WONGKO LEMBA TALASA

sukarno_poso_pelabuhan

tahun 1952, kota poso adalah ibukota daerah otonomi sulawesi tengah ….
Ternyata ketua panitia penyambutan ir. soekarno di poso adalah rajawali pusadan, dan fam. pusadan adalah bukan orang asli poso ????

 

 

 

 

 

 

KUNJUNGAN Ir. SOEKARNO KE POSO

 

 

 

 

 

TANA POSO MERUPAKAN TEMPAT TINGGAL BERBAGAI MACAM SUKU,

dan suku yang paling berkuasa di tana poso adalah suku to kadambuku dengan kepala sukunya yang terakhir di jaman belanda yaitu papa i melempo atau disebut juga gaweda,

suku to kadambuku adalah suku bawahan kerajaan tojo karena diwajibkan melakukan mobalusala setiap tahun sekali yaitu menyerahkan 200 sampai 400 tandan padi setiap tahun sekali kepada kerajaan tojo , dan suku to kadambuku selain bawahan kerajaan tojo, suku to kadambuku juga selalu dipercayakan oleh suku-suku di tana poso untuk melakukan berbagai macam perundingan dengan suku-suku dan bangsa di luar tana poso.

 

Dan Pada Tanggal 4 April 1952 Presiden Republik Indonesia yang Pertama Ir. Soekarno datang ke Poso. Tujuan kedatangan Soekarno adalah untuk mengadakan sosialisasi Kemerdekaan Indonesia serta rencana pembangunan dan Pengakuan masyarakat International terhadap Indonesia.
Kedatangan Presiden Soekarno menggunakan pesawat Catalina yang mendarat di teluk Poso.

soekarno_poso
Beliau kemudian di jemput di pelabuhan Poso oleh para tokoh masyarakat. Penyambutan secara adat juga dilakukan oleh para Tokoh masyarakat. Upacara penyambutan ini di hormati di sambut dengan minuman saguer, minuman dari pohon aren yang manis dan berwarna putih, karena saguer berwarna putih adalah saguer khas Tana nTo Bare’e, yaitu Tana Poso dan Tana Tojo yang pada waktu itu masih satu wilayah yaitu onderafdeling poso , dan seekor ayam putih berkaki kuning.

Hampir semua perwakilan Tokoh dari suku-suku yang ada di Poso datang untuk melakukan penyambutan Presiden Soekarno. Tari-tarian dan nyanyian di persembahkan untuk Presiden ini. Setelah upacara penyambutan secara adat,

Penari Poso yang menggunakan Baju adat Suku Lore pun menyambut kedatangan Presiden Soekarno di Poso,

penariposo_sukarno2

Presiden berangkat ke alun-alun kota yakni lapangan Kasintuwu untuk melaksanakan pidato politiknya.
Rapat umum penyambutan Presiden Soekarno di adakan di lapangan Kasintuwu Poso.

soekarno_poso3
Ribuan orang datang untuk mendengar pidato beliau juga untuk berjumpa dengan Presiden Indonesia yang memang pada saat itu menjadi salah seorang Tokoh yang di perhitungkan Dunia.. Masih banyak saksi hidup yang ada di Poso menceritakan pengalaman mereka mendengar pidato Politik Presiden Soekarno.
“Pikiran-pikiran Soekarno tentang masa depan Indonesia sanggup memberikan motivasi kepada orang Poso akan kecintaan akan Bangsa Indonesia yang berdaulat di mata dunia dan kebanggan akan Nasionalisme Indonesia.”
Inilah kesimpulan yang disampaikan para saksi sejarah yang menghadiri pidato Presiden Soekarno.
Setelah melakukan pidato Presiden Soekarno juga meresmikan Tugu Kemerdekaan yang ada di Poso.
Tugu Kemerdekaan Poso yang diresmikan Presiden Soekarno 4 April 1952 Tugu ini memiliki tinggi 17 meter lebar bawah 8 meter dan di atasnya di tulis angka 1945.

SUKARNO SENDIRI YANG MERESMIKAN TUGU KEMERDEKAAN DI POSO, SEHARUSNYA PEMKAB. POSO LEBIH SERIUS MENJAGA DAN MELESTARIKAN TUGU KEMERDEKAAN DI POSO, DAN HARUS DI ISTIMEWAKAN KARENA PRESIDEN SUKARNO YANG MERESMIKAN TUGU TERSEBUT YANG DI TAHUN 1951 PERNAH MENJADI IBUKOTA DAERAH OTONOMI SULAWESI TENGAH YANG IBUKOTANYA DI POSO.

JADI MAKNA DARI TUGU KEMERDEKAAN YANG DIRESMIKAN PRESIDEN SUKARNO DI POSO ADALAH :
kota poso adalah titik pusat dari pulau sulawesi dan seperti halnya Tugu Monas di Jakarta, bisa jadi kota poso adalah ibukota propinsi sulawesi , dan kota poso adalah juga titik penentu perjuangan kemerdekaan Indonesia.

 

 

 

 

sukarno_poso_lamakampali

.(sumber foto : komunitas historia sul-teng).

★ KISAH-KISAH SEJARAH DI BALIK KUNJUNGAN SOEKARNO KE  POSO TAHUN 1952 ★

 

 

 

 

★ Tahun 1952, ketua panitia penyambutan kunjungan ir. soekarno di poso adalah rajawali pusadan,
★ Tahun 1952, suatu keberhasilan kota poso menjadi ibukota daerah otonom sulawesi tengah dengan pejabatnya yang bernama rajawali pusadan,
★ Suatu prestasi bagi kota poso, dengan terpilihnya orang asli buol dari pantai barat yang bernama rajawali pusadan sebagai kepala daerah otonomi sulawesi tengah dengan ibukota poso yang asli dari pantai timur,
★ Artinya orang dari pantai barat setuju bahwa kota poso yang terletak di pantai timur sebagai ibukota sulawesi tengah, dan kemudian tahun 1965 berubah menjadi palu (???),
★ Kemungkinan fam. pusadan bukan asli poso, karena rajawali pusadan kelahiran buol dan orang buol cuma pernah jadi bupati poso, apalagi sekarang ini cucu dari rajawali pusadan sedang menjadi pejabat buol, jadi kemungkinan fam. pusadan adalah fam. dari buol, dan
★ H. rajawali muhammad pusadan (lahir di buol ,
sulawesi tengah , 5 februari 1909 – meninggal di
palu , sulawesi tengah , 20 februari 1986 pada umur 77 tahun), adalah seorang politikus yang pernah menjadi kepala daerah otonom sulawesi tengah , dan menjabat sejak 1949 hingga 1952. dia juga pernah menjadi bupati buol tolitoli yang menjabat pada tahun 1960 hingga 1965.

 

 

 

 

YURIKE SANGER, ISTRI KE-7 DARI 8 ISTRI Ir. SOEKARNO, ADALAH ORANG POSO

 

 

 

 

Yurike Sanger adalah istri ketujuh Soekarnopresiden pertama Republik Indonesia, asal Poso. Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.

yurike_sanger_suratcinta

Pada 6 Agustus 1964, Soekarno dan Yurike Sanger menikah secara Islam di rumah Yurike dengan berjalan singkat. Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar. Perhatian ekstra diberikan sang presiden kepada gadis muda itu, mulai dari diajak bicara, duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah. Rupanya, benih-benih cinta sudah mulai di antara keduanya. Singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah dengan sang pujaan hati. Seutai kalung pun diberikan ke Yurike. Akhirnya, Bung Karno menemui orang tua Yurike. Pada 6 Agustus 1964, dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara islam di rumah Yurike.

yurike_sanger

Kondisi Soekarno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden Indonesia, berdampak pada kehidupan pribadi. Soekarno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike yang asal poso tersebut meminta cerai.

 

 

 

 

★ WONGKO LEMBA TALASA SEWAKTU KUNJUNGAN Ir. SOEKARNO ADALAH HANYA PEJABAT BIASA DI POSO ★

 

 

 

 

WONGKO LEMBA TALASA SEWAKTU KUNJUNGAN Ir. SOEKARNO ADALAH HANYA PEJABAT BIASA DI POSO,

terbukti dari foto-foto berikut yang diberi penunjuk panah warna merah adalah Wongko Lemba Talasa :

Soekarno_rajawalipusadan_talasa

sukarno_penariposowongko_lemba_talasa_penariposo

Wongko Lemba Talasa atau Talasa (lahir di Tentena ,
Sulawesi Tengah , 13 Mei 1914 – meninggal di Poso ,
Sulawesi Tengah , 3 Februari 1985 pada umur 70 tahun), adalah seorang politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Wongko_Lemba_Talasawongko_lemba_talasa

Talasa sempat menjabat sebagai Kepala Inspektorat Umum Kantor BKDH Kabupaten Poso . Selama tahun 1968 hingga 1970, ia diangkat menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasional Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah . Ia juga adalah anggota Dewan Pleno Legiun Veteran Indonesia di Poso. Pada tanggal 14 September 1982, ia diangkat menjadi
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR-RI) utusan Sulawesi Tengah. Ia wafat pada tanggal 3 Februari 1985 di Poso, saat masih dalam masa tugas sebagai anggota MPR-RI (1982-1987).
Penghargaan,
Karena Talasa adalah anggota Legiun Veteran Republik Indonesia , pemerintah kemudian menetapkannya sebagai salah satu anggota Veteran Pembela Kemerdekaan Indonesia . Pada tanggal 28 Maret 2014, Wongko Lemba Talasa mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah , bersama dengan 14 tokoh lainnya.

 

 

 

★ KERAJAAN POSO ADALAH KERAJAAN PALSU ★

 

 

 

 

Dari konferensi Malino, Wongko Lemba Talasa tahun 1946 adalah Asisten Bestuur Poso, KALAU W.L.TALASA ASISTEN BESTUUR SIAPA RAJANYA???

 

 

Konferensi Malino15-25 Juli 1946

Perutusan dari Sulawesi Tengah yang menghadiri Konferensi Malino ialah H. Katili (Buol) dan Loro Malindao (Poso) 3). Salah satu keputusan yang diambil dalam Konferensi tersebut, ialah akan dilaksanakan konferensi kedua yang akan membicarakan secara lebih terperinci mengenai pembangunan dan perwujudan susunan ketatanegaraan yang akan diselenggarakan di Denpasar, Bali. Tepat pada pukul lima sore tanggal 25 Juli 1946 Konferensi Malino ditutup.

Agar dapat merealisasikan rencana Van Mook diatas tentang gagasan pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT), maka pemerintah Belanda mengundang para raja dan tokoh politik agar hadir pada Konferensi Denpasar di Bali yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 7 Desember 1946. Berdasarkan undangan tersebut, telah berkumpul perutusan dari berbagai daerah dan wilayah dari daerah Propinsi Timur Besar (Gouvernement van Grote Oost). Adapun rincian peserta konferensi adalah sebagai berikut : Sulawesi Selatan 16 orang, Sulawesi Tengah 5 orang, Sulawesi Utara 2 orang, Minahasa 3 orang, Bali 7 orang, Sangihe dan Talaud 2 orang, Maluku Utara 2 orang, Maluku Selatan 3 orang, Lombok 5 orang, Timor dan Kepulauan sekitarnya 3 orang, Flores 3 orang, Sumbawa 3 orang dan Sumba 2 orang. Jumlah seluruhnya 56 orang wakil-wakil daerah ditambah 15 orang yang diangkat sebagai wakil-wakil golongan minoritas (Belanda, Tionghoa dan Timur Asing lainnya). Dengan demikian jumlah seluruh perutusan Konferensi Denpasar sebanyak 71 orang 4). Adapun perutusan dari Sulawesi Tengah diwakili 5 orang yaitu : Wongko Lemba Talasa (Bestuur Assistent di Poso), Pirau Marunduh (Bestuur Assistent di Kolonodale)5), Daeng Maradja Lamakarate (Bestuur Assisten di Sabang/Donggala), Tjatjo Idjaza (Kepala Distrik Palu Timur) dan Inche Achmad Dahlan (Penilik sekolah di Banggai).

 

Wongko_lemba__talasa_bestuur_assistent

 

 

 

TA LASA ADALAH MOKOLE BANGKE (KEPALA LANDSCHAP)

 

 

Talasa berhasil diangkat sebagai Kepala Adat atau biasa disebut Mokole Bangke Tana Poso pada sekitar tahun 1920-an dan menjabat hingga 1947.
Bisa di download buku catatan A.C.KRUYT mengenai TA LASA sahabat dekat A.C.KRUYT INI

 

 

Sumber :
http://posomori.com/ TA LASA

 

 

Muktamar Raja-Raja Se-Sulawesi Tengah hanya diadakan oleh Raja-Raja Pantai Barat Sulawesi Tengah
Pada tanggal 27 sampai tanggal 30 Nopember 1948 diadakan pertemuan Raja-raja Sulawesi Tengah onderafdeling donggala yang biasa dikenal dengan nama “Muktamar Raja-Raja Se-Sulawesi Tengah di Parigi.”

Dari kabar palsu yang beredar :

Pada pertemuan itu dihadiri oleh: Raja Tojo (Muslaini), Raja Una-Una (Lasahido), Raja Bungku (Abd. Rabbie), Raja Tavaeli (Lamakampali), Raja Moutong (Tombolotutu), Raja Parigi (Tagunu), Raja Mori (Rumampuo), Raja Sigi-Dolo (Lamakarate), Raja Banggai (S.A. Amir), Raja Palu (Tjatjo Ijazah), Raja Lore (S.Kabo), Raja Banawa (L. Lamarauna), Raja Kulawi (W.Djiloi), dan Vorzitter Zelfbestuurscommissie Tolitoli (R.M.Pusadan), dan W.L.Talasa (Raja NN.)

 

DAN YANG BENAR PERTEMUAN TERSEBUT ADALAH HANYA DI HADIRI OLEH RAJA-RAJA ONDERAFDELING DONGGALA PANTAI BARAT, SULAWESI TENGAH :

YAITU :

Raja Tavaeli (Lamakampali), Raja Parigi (Tagunu), Raja Sigi-Dolo (Lamakarate), Raja Palu (Tjatjo Ijazah), Raja Banawa (L. Lamarauna), Raja Kulawi (W.Djiloi), dan Vorzitter Zelfbestuurscommissie Tolitoli (R.M.Pusadan).

Sebagai bukti dari ARSIP SULAWESI TENGAH:

surat_muktamar_raja_tidak_ada_wongko_lemba_talasa

Dan dari surat diatas terbukti hanya dihadiri raja-raja pantai barat.
Baca selanjutnya di :

WWW. TALASA/ASISTENBESTUURPOSO

JADI TERBUKTI SUDAH KERAJAAN POSO ADALAH KERAJAAN PALSU, KARENA YANG PUNYA TANA POSO YANG TERDIRI DARI BERBAGAI MACAM SUKU ADALAH KERAJAAN TOJO MELALUI SUKU TO KADAMBUKU DENGAN KEPALA SUKUNYA YANG TERAKHIR DI JAMAN BELANDA YAITU PAPA I MELEMPO ATAU DISEBUT JUGA GAWEDA, DAN SUKU TO KADAMBUKU ADALAH SUKU YANG PALING BERKUASA DI TANA POSO, DAN SUKU TO KADAMBUKU SELALU DIPERCAYAKAN OLEH SUKU-SUKU DI TANA POSO UNTUK MELAKUKAN BERBAGAI MACAM PERUNDINGAN DENGAN SUKU-SUKU DAN BANGSA DI LUAR TANA POSO.

KERAJAAN POSO ADALAH KERAJAAN PALSU KARENA :
https://www.delpher.nl

Tinggal ketik RADJA VAN POSO atau RADJA VAN POSSO , kalau tidak ada, terbukti KERAJAAN POSO palsu !!!!

 

 

Tinggalkan komentar