PULAU SULAWESI, APAKAH SUDAH DARI DULU BERNAMA PULAU SULAWESI ??!!

TAHUN 1865 VAN DER WIJCK BERHASIL MENDAPATKAN ORANG-ORANG SUKU BARE’E DAN MEMPERKENALKAN BARE’E KEPADA DUNIA,
Kenapa Jonkheer Carel Herman Aart van der Wijck sangat penting bagi Suku Bare’e ?
Karena Van Der Wijck adalah orang eropa yang pertama kali mendapatkan suatu masyarakat yang berbeda budaya dan adat istiadatnya dengan penduduk penduduk disekitar, ternyata mereka adalah orang bare’e yang dalam bahasa belanda disebut BARE’E-STAMMEN.

Suku Bare’e atau bahasa Belandanya BARE’E-STAMMEN (De Bare’e-Sprekende jilid 1 halaman 119) yang pada waktu itu sudah banyak yang beragama Islam yang disebut Belanda dengan nama Mohammadisme, dan sebagian kecil orang poso masih beragama Lamoa (Langit) yang berpenampilan seperti Gelandangan.


Kemudian orang-orang yang berpenampilan seperti Gelandangan tersebut diberinama Alfouren yang kemudian diganti oleh A. C. Kruyt dan Dr. N. Adriani dengan nama Toradja (Toraja) sementara yang sudah beragama islam masih disebut Bare’e-Stammen, <span;>maka penduduk asli atau ALFOUREN di wilayah Poso-Tojo dibagi 2 Kelompok yaitu Bare’e (Bare’e-Stammen) dan Toraja (Toradja), dan Alfouren yang mau ikut Belanda inilah yang disebut Toraja, sehingga bagi pihak Belanda kemudian mengistilahkan “Van Heiden tot Christen”.


Dan wilayah Poso dan Todjo kemudian  dinamakan Grup Poso-Tojo, Toraja Poso-Tojo, atau Toraja Timur (Toradja Bare’e) dengan Bahasa Bare’e (Bare’e-Sprekende) sebagai bahasa asli di wilayah tersebut.

Silahkan Download alamat url di bawah mengenai Buku De Bare’e-sprekende Toradja’s van Midden-Celebes jilid 1 dan lihat suku asli di wilayah Grup Poso – Tojo yaitu Suku Bare’e (Bare’e-Stammen) di halaman 119 :
Disini Download Buku Debare’e-sprekende A.C.KRUYT JILID 1

Screenshot_2021-02-10-14-02-40-353_com.simplemobiletools.gallery.pro_1vfxcvd_1gfcvf

—-####—-

PULAU SULAWESI, APAKAH SUDAH DARI DULU BERNAMA PULAU SULAWESI ??!!

—-####—-

.

.

.

.

GAMBAR DANAU TEMPE JAMAN DAHULU

Jaman dikatakan masih kuno yaitu sebelum ditemukannya besi, karena manusia masih hidup secara tradisional.

Sebelum ditemukannya Besi pada abad ke-12 SM, Manusia hidup dari hasil-hasil olahan batu dan kayu hasil-hasil hutan, setelah itu ditemukan Sebuah Pulau dan dinamakan Pulau tersebut dengan nama Sulawesi karena Pulau tersebut banyak sekali ditemukan biji besi.

Jaman kuno tersebut dinamakan jaman batu, dan pada jaman batu atau di jaman sebelumnya adalah jaman dimana Pulau Salu pongko berada.

.

.

Jaman Batu (Zaman Batu) adalah masa zaman prasejarah yang luas dimana batu banyak digunakan untuk membuat alat dengan tepi, titik, atau permukaan perkusi. Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Paleolitikum, Mesolitikum, Megalitikum dan Neolitikum, yang masing-masing dipilah-pilah lagi lebih jauh.

 

.

.

JAMAN BATU (ZAMAN BATU)

.

.

 

1. Paleolitikum (Jaman Manusia Purba pertama).

Zaman Batu Tua atau Paleolitikum (Yunani:παλαιός (palaios) — purba dan λίθος (lithos) — batu) adalah zaman yang memiliki ciri khas berupa perkembangan alat-alat batu. Zaman ini mencakup sekitar 95% masa prasejarah teknologi manusia.

Beberapa perkembangan kebudayaan ditemukan di sekitar Pacitan (ditemukan oleh Von Koenigswald) dan Ngandong. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Pekerjaan kaum perempuan adalah mengumpulkan dedaunan, ubi, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan, tugas kaum laki-laki adalah memburu binatang.

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan, biasa disebut Chopper (alat penetak/pemotong). Dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara menggenggam. Pembuatannya dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam.

.

.

2. Mesolitikum (Jaman Manusia Purba kedua)

Mesolitikum atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos “tengah”, lithos batu) adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.

Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zaman paleolitikum, yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, tetapi manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.

3.Megalitikum (Jaman Manusia Purba ketiga)

Megalit adalah batu besar (neologi dari bahasa Yunani: μέγας (megas) berarti besar, dan λίθος (lithos) berarti batu) yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan tradisi megalitik, tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit seringkali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam.

Tradisi pendirian megalitik di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pemujaan nenek moyang. Bangunan atau monumen yang didirikan menjadi bentuk penghormatan seorang yang telah mati. Bangunan tersebut menjadi medium penghormatan, tempat singgah, dan sekaligus lambang si mati.

Terdapat banyak temuan megalit di Indonesia. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.

  • Batu lingkar (stone circle)
  • Punden Berundak

Menurut R. von Heine Geldern masuknya tradisi megalitik ke Indonesia terjadi dalam dua gelombang besar:

  1. Megalitik Tua, berusia ±2500-1500 SM
  2. Megalitik Muda yang berusia 1000 SM

Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatra (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).

Peta-Suku-Indonesia-Museum

PATUNG MEGALITIKUM LEMBAH NAPU, BADA, DAN BEHOA

.

.

Patung-patung megalit yang usianya mencapai ratusan bahkan ribuan tahun tersebar di kawasan Taman Nasional Lore Lindu seperti Lembah Napu, Behoa dan Bada. Sampai penelitian tahun 2013, di sana ada 1.466 temuan megalitik dari 83 situs yang telah diungkap. Patung-patung ini sebagai monumen batu terbaik di antara patung-patung sejenis di Indonesia. Ada 5 klasifikasi patung berdasarkan bentuknya:

  1. Patung-patung batu: patung-patung ini biasanya memiliki ciri manusia, tetapi hanya kepala, bahu dan kelamin.
  2. Kalamba: ini adalah bentuk megalit yang banyak ditemukan dan menyerupai jambangan besar. Mungkin ini adalah tempat persediaan air, atau juga tempat menaruh mayat pada upacara penguburan.
  3. Tutu’na: ini adalah piringan-piringan dari batu, kemungkinan besar penutup Kalamba.
  4. Batu Dakon: batu-batu berbentuk rata sampai cembung yang menggambarkan saluran-saluran, lubang-lubang tidak teratur dan lekukan-lekukan lain.
  5. Lain-lain: mortar batu, tiang penyangga rumah dan beberapa bentuk lain juga ditemukan.

Sebelumnya Manusia hidup dari hasil-hasil olahan batu dan kayu hasil-hasil hutan, Setelah itu ditemukan Barang-barang besi dan nikel maka bisa disebut Jaman tersebut adalah Jaman moderen dan disebut Jaman Besi.

.

.

JAMAN BESI DIMULAI PADA ABAD KE-12 SEBELUM MASEHI

.

.

PULAU SULAWESI DI BERI NAMA PADA ABAD KE-12 SEBELUM MASEHI,

Sejak ditemukan Besi pada abad ke-12, lalu ditemukanlah pulau yang mengandung besi, dan sejak itulah Pulau tersebut dinamakan Sulawesi.

Dalam arkeologi, Zaman Besi (JAMAN BESI) adalah suatu tahap perkembangan budaya manusia di mana penggunaan besi untuk pembuatan alat dan senjata sangat dominan. Penggunaan bahan baru ini, di dalam suatu masyarakat sering kali mencakup perubahan praktik pertanian, kepercayaan agama, dan gaya seni, walaupun hal ini tidak selalu terjadi.

Zaman Besi adalah periode utama terakhir dalam sistem tiga zaman untuk mengklasifikasi masyarakat prasejarah, yang didahului oleh Zaman Perunggu. Waktu berlangsung dan konteks zaman ini berbeda, tergantung pada negara atau wilayah geografis. Secara klasik, Zaman Besi dianggap dimulai pada Zaman Kegelapan Yunani pada abad ke-12 SM dan Timur Tengah Kuno, abad ke-11 SM di India, dan antara abad ke-8 SM (Eropa Tengah) dan abad ke-6 SM (Eropa Utara) di Eropa. Zaman Besi dianggap berakhir dengan kebangkitan kebudayaan Hellenisme dan Kekaisaran Romawi, atau Zaman Pertengahan Awal untuk kasus Eropa Utara.

Zaman Besi berhubungan dengan suatu tahap di mana produksi besi adalah salah satu bentuk paling rumit dari kerajinan logam. Kekerasan besi, titik lebur yang tinggi, dan sumber bijih besi yang melimpah, membuat besi lebih dipilih dan murah daripada perunggu, yang memengaruhi dipilihnya besi sebagai logam yang paling umum digunakan. Karena kerajinan besi diperkenalkan secara langsung ke Amerika dan Australasia oleh kolonisasi Eropa, daerah-daerah tersebut tidak pernah mengalami Zaman Besi.

Jaman Besi dinamakan juga Jaman yang merupakan suatu pertanda dimulainya Jaman Moderen dimana semua peralatan alat bantu manusia terbuat dari besi.

.

.

BESI MENURUT AGAMA ISLAM

.

.

ZAT BESI ADALAH SALAH SATU JENIS BAHAN BARU, DAN BARU ADA SETELAH NABI ADAM AS. YANG DITURUNKAN OLEH ALLAHUTA’ALA DI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA :

Surah Al Hadid ayat 25 :

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ ﴿٢٥﴾

Artinya :

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hadid : 25)

.

.

PULAU SULAWESI DULUNYA BERNAMA SALU PONGKO

.

.

PULAU SULAWESI DI BERI NAMA PADA ABAD KE-12 SEBELUM MASEHI,

Sejak ditemukan Besi pada abad ke-12, lalu ditemukanlah pulau yang mengandung besi, dan sejak itulah Pulau tersebut dinamakan Sulawesi.

Nama Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa daerah di Sulawesi yaitu kata sula yang berarti nusa (pulau) dan kata mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur.

Sedangkan bangsa/orang-orang Portugis yang datang sekitar abad 14-15 masehi adalah bangsa asing pertama yang menggunakan nama Celebess untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan.

Sebelum ditemukannya Besi pada abad ke-12 SM, Manusia hidup dari hasil-hasil olahan batu dan kayu hasil-hasil hutan, setelah itu ditemukan Sebuah Pulau dan dinamakan Pulau tersebut dengan nama Sulawesi karena Pulau tersebut banyak sekali ditemukan biji besi, tetapi tidak ada yang tau tahun pastinya ditemukannya Pulau Sulawesi Karena Sulawesi artinya adalah Pulau Besi.

DARI BAHASA MELAYU YAITU JAMAN PURBA.
JAMAN PURBA YAITU SEPERTI JAMAN BATU ATAU BISA DIKATAKAN SEMUA BARANG YANG PALING CANGGIH ADALAH TERBUAT DARI BATU DAN ANYAMAN-ANYAMAN HASIL HUTAN.

.

.

Dan setelah ditemukan Barang-barang besi dan nikel maka bisa disebut Jaman tersebut adalah Jaman moderen dan disebut Jaman Besi .

TETAPI YANG SAYA HERAN ADALAH BAGAIMANA MUNGKIN DIKATAKAN JAMAN PURBA KALO ARTI DARI PULAU SULAWESI ATAU CELEBESS ADALAH PULAU BESI DAN ITU MENGACU PADA DITEMUKANNYA BIJI NIKEL ATAU BESI DI SEKITAR WOTU, SOROAKO, LUWU TIMUR, SEHINGGA MUNCUL SUATU PERTANYAAN APAKAH MANUSIA YANG HIDUP DI SULAWESI SUDAH DARI AWALNYA DITEMUKAN PULAU SULAWESI MEREKA HIDUP DI JAMAN MODEREN YAITU JAMAN BESI???
JADI SEJAK PERTAMA KALI DINAMAKAN PULAU SULAWESI , MASYARAKAT DI SULAWESI SUDAH HIDUP DI JAMAN MODEREN KARENA SUDAH MENGENAL DAN MENGETAHUI APA ITU BESI.
LALU YANG DIKATAKAN PURBA ITU APA??? KALAU ARTI NAMA DARI PULAU SULAWESI ITU ADALAH PULAU BESI.

Batas kehidupan jaman purba sejak ditemukannya besi atau disebut nikel maka jaman purba atau jaman batu dan anyaman hasil hutan berakhir.
Dan permasalahannya adalah nama pulau sulawesi artinya adalah pulau besi atau disebut celebes, artinya sejak bernama Sulawesi , masyarakat sulawesi sudah hidup dijaman moderen, lalu apakah nama pulau sulawesi sebelum bernama SULAWESI????

DISEBUT PULAU APAKAH PULAU SULAWESI SEBELUM BERNAMA PULAU BESI ATAU SULAWESI ????

1280px-Indonesia_Ethnic_Groups_Map_English.svg

PULAU SULAWESI BERNAMA SALU PONGKO YANG DIHUNI OLEH SUKU TO PONGKO

.

.

Dalam Genealogy (silsilah) Bahasa Austronesia terungkap bahwa Bahasa TAE dan Bahasa BARE’E berasal dari bahasa Melayu. Selanjutnya, dari hasil akulturasi penutur bahasa TAE dan Bahasa BARE’E, maka lahirlah bahasa MAKASSAR. Bahasa Makassar melahirkan bahasa WOLIO, dan bahasa Wolio melahirkan Bahasa BUGIS dan Bahasa MANDAR.

Dalam Genealogy bahasa-bahasa Austronesia, bahasa campur ini disebut sebagai Bahasa BARE’E yang dianggap sebagai Saudara kembar Bahasa TAE karena Kedua Bahasa tersebut berasal dari Suku To Pongko,

Dan Orang To Pongko yang Ber-Bahasa Bare’e Asli yang dari Salu Pongko atau Pulau Pongko tersebut kemudian menetap di Wilayah dari Sausu sampai ke Ampana Tete kemudian menjadi Suku Bare’e yang Berbahasa Bare’e,

unnamed-11432756903.png

Sementara Orang yang Ber-Bahasa Bare’e ada yang menetap menjadi Suku Bare’e dan ada yang terus bergerak memenuhi sekitar Wilayah Danau Poso dan terus berjalan ke Sekitar Danau Matano, dan orang-orang To Pongko berbahasa Bare’e di sekitar Danau Poso dan Danau Matano inilah setelah tinggal menetap disana lalu membentuk Bahasa Baru yaitu Bahasa BareE Ta’a (Bahasa Ta’a) .

Jadi Bahasa Bare’e duluan ada baru Bahasa Bare’e Ta’a terbentuk setelah Orang-orang Berbahasa Bare’e tersebut bermukim disekitar Danau Poso.

screenshot_20181202-11592346825329.jpg

Dulunya sebelum Rasul Muhammad SAW diutus oleh ALLAUTA’ALA DI BUMI, masyarakat Sulawesi belajar otodidak dari lingkungannya kenapa dan bagaimana mereka bisa hidup,
Dan kalo di islam manusia yang memiliki kecerdasan melebihi manusia lain disebut kalifah dan kalo orang bugis disebut To Manuru atau bahasa Bare’Enya To Lamoa.

Dan dari situ muncul cerita-cerita rakyat, seperti i La Galigo, Suku To Pongko, dll.

Jadi satu-satunya catatan yaitu melalui kitab i la galigo dan juga cerita rakyat suku to pongko yang berasal dari salu pongko.

screenshot_20181128-1906401433218605.jpg

ADANYA TEORI SUNDALAND

.

.

SEBELUM PULAU SULAWESI BERBENTUK K,
PULAU SULAWESI ADALAH DINAMAKAN SALU PONGKO YANG DIHUNI ORANG YANG BERBAHASA TAE DAN BAHASA BARE’E.
LALU TERJADILAH MUSIBAH BANJIR BESAR KETIKA JAMANNYA NABI NUH AS. DAN ITU DIBUKTIKAN OLEH ADANYA TEORI SUNDALAND,

prehistory-sundaland

Sundaland (juga disebut Wilayah Sunda) adalah suatu wilayah biogeografis di Asia Tenggara yang juga mengacu kepada sebuah daratan yang lebih luas yang pernah ada selama 2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah. Wilayahnya mencakup Semenanjung Malaya di daratan Asia, serta pulau-pulau besar seperti Kalimantan, Jawa, dan Sumatra, ditambah pulau-pulau di sekitarnya.

Sebagian besar Sundaland baru-baru saja terbentuk selama periode glasial terakhir dari sekitar 110.000 sampai 12.000 tahun yang lalu. Saat permukaan laut menurun 30-40 meter atau lebih, jembatan darat menghubungkan pulau-pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatra ke Semenanjung Malaya dan daratan Asia. Karena permukaan laut baru lebih rendah 30 meter (atau lebih) sepanjang 800.000 tahun terakhir, keadaan Kalimantan, Jawa, dan Sumatra sebagai sebuah pulau merupakan keadaan yang relatif jarang pada masa Pleistosen. Sebaliknya, permukaan laut lebih tinggi pada Pliosen akhir, dan wilayah Sundaland lebih kecil daripada yang diamati saat ini.

kisah-nabi-nuh

Sampai ketika ada musibah banjir besar dijamannya Nabi Nuh AS. yaitu :

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah),
‘Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.'”

— Nuh (71): 01
 
Dalam periwayatan agama Islam, nabi Nuh merupakan nabi ketiga dan rasul pertama sesudah nabi Adam, dan nabi Idris. Ia termasuk dalam generasi kesepuluh umat manusia atau keturunan kesembilan dari nabi Adam melalui nabi Syits, nabi Nuh adalah putra Lamik bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Ainusyi bin Syits bin Adam.
 
 
 

Nabi Nuh (bahasa Arab: نُوحNūḥ) adalah seorang nabi dan rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia sebelum terjadinya sebuah malapetaka dahsyat yang hampir memusnahkan kehidupan di muka bumi, nabi Nuh dikenal sebagai pendiri serta penghuni bahtera sewaktu kejadian banjir bah melanda seisi bumi nabi Nuh termasuk dalam golongan Rasul Ulul Azmi.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat kapal, dan mengajarkan kepadanya bagaimana membuatnya dengan baik. Mulailah Nabi Nuh ‘alaihissalam membuat kapal dengan dibantu orang-orang yang beriman kepadanya. Setiap kali, orang-orang kafir melewati Nuh dan pengikutnya, mereka menghina dan mengejeknya karena melihat Beliau membuat kapal besar di gurun sahara yang tidak ada sungai dan laut. Penghinaan mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa maksud Nabi Nuh ‘alaihissalam membuatnya adalah untuk menyelamatkan dirinya dan pengikutnya dari azab yang akan Allah timpakan kepada mereka.Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka ia meminta kepada setiap mukmin dan mukminah untuk menaiki kapal tersebut, ia juga mengangkut setiap hewan, burung, dan hewan lainnya sepasang.Hingga ketika Nabi Nuh ‘alaihissalam bersama pengikutnya telah berada di atas kapal, datanglah banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat, Nuh pun berkata, “Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Huud: 41)Kapal pun mulai berlabuh dan mengapung di atas air. Ketika itu, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, ia memanggilnya dan berkata, “Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Huud : 42)Tetapi anaknya menolak ajakannya dan berkata, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari banjir besar!”Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.”Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya; maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud : 43)Kaum Nabi Nuh yang kafir saat melihat air membanjiri rumah mereka dan mengalir dengan derasnya, maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Nuh dan pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan-Nya.Setelah kaum yang kafir itu tenggelam, maka diwahyukan kepada langit dan bumi,“Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai langit berhentilah,” maka air pun surut, kapal itu pun berlabuh di atas bukit Judi.” (QS. Huud : 44)Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nuh dan para pengikutnya turun dari kapal, Dia berfirman,

 

“Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.” (QS. Huud: 48)

Ketika diketahui oleh Nuh ‘alaihissalam anaknya termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, Nuh ‘alaihissalam berkata:

“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Huud : 45)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu agar kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Huud : 46)

Nuh pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Dan sekiranya Engkau tidak memberikan ampun kepadaku, serta menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Huud : 47).

.

.

Setelah Bencana Banjir Bah

.

.

Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dan melepaskan hewan-hewan yang diangkutnya, maka mulailah Beliau dan para pengikutnya menjalani hidup yang baru, Beliau berdakwah kepada kaum mukmin dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama, Beliau banyak melakukan dzikrullah, shalat dan berpuasa hingga Beliau wafat.

Dulunya di jaman sekolah diketahui bahwa bumi dulu adalah suatu daratan luas sebelum terjadi banjir dasyat dijamannya Nabi Nuh AS., artinya daratan dan laut adalah 2 tempat berbeda ,
Tetapi setelah musnahnya mahluk jaman purba sebagai akibat dari hujan meteor dan banjir dasyatnya NABI NUH AS. sehingga Pulau salu pongko terbentuk dan juga pulau-pulau lainnya didunia.

sundaland

Tetapi pulau sulawesi yang sekarang belum berbentuk k seperti sekarang dan belum ditemukannya Besi atau nikel di wotu, artinya pulau sulawesi yang berbentuk huruf K itu dulunya bernama Salu Pongko.
Nanti adanya banjir dasyat Sehingga Salu pongko jadi berbentuk K dan ditemukannya Nikel atau biji besi di Wotu maka akibat dari perubahan bentuk pulau jadi berbentuk K maka Pulau Salu Pongko diubah namanya menjadi Pulau Sulawesi atau artinya Pulau besi.

Dahulu Suku To Pongko adalah Suku yang tinggal di Salu pongko.
Dan Kemudian setelah ditemukan batu yang mengandung besi di wotu maka Pulau Salu pongko diubah namanya menjadi Pulau besi atau sulawesi, maka terbukti Pulau Sulawesi dulunya bernama Salu Pongko.

.

.

.

.

.

.

.

.

REFERENSI :

.

.

– The Iron Age, Usborne Publishing Ltd, 1 Jul 2015,

Watuseke, F. S. 1974. On the name Celebes. Sixth International Conference on Asian History, International Association of Historians of Asia, Yogyakarta, 26th-30th August. Unpublished,

– Phillipps, Quentin; Phillipps, Karen (2016). Phillipps’s Field Guide to the Mammals of Borneo and Their Ecology: Sabah, Sarawak, Brunei, and Kalimantan. Princeton, New Jersey, USA: Princeton University Press,

– LaLolita (cerita rakyat) Masyarakat Suku Bare’e, dan

– Soejono, R.P. dkk. 2010. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.

Tinggalkan komentar